Mohon tunggu...
iesti KM
iesti KM Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

Pembelajar yang masih butuh belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Doa Untuk Negeri

20 Januari 2021   14:15 Diperbarui: 3 Februari 2021   06:05 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit murung, matanya mengandung mendung
Lewat tengah malam derai itu datang
Tangan akar kehabisan debar
Tak mampu memeluk air yang menguar

Keluh Indonesia terjatuh
Manusia telah berkhianat
Menjungkalkan akar
Membabat tubuh pohon
Selembar daun yang gugur
Terhanyut air yang beringas
Tangan hujan tengadah: pasrah

Indonesia menggambar lamunan di lembab udara
Dingin mengajak bermain atau berkisah
Perutnya dirobek pisau getaran dan menjelma luka
Sepenggal kabar sendu termangu di matanya

Pagi telah mengembalikan kalam yang terlewat
Pada musim yang singgah sekelebat
Tangan bocah-bocah kecil menjentik punggung air
Menciptakan kecipak doa untuk Indonesia
Aku kembali pulang menjaring doa
Untuk kedatangan dan kepulangan

Magelang, 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun