Mohon tunggu...
Jarot Doso
Jarot Doso Mohon Tunggu... lainnya -

Lahir di Sragen, Jawa Tengah. Setamat SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta, kuliah di Fisipol UGM. Pernah bekerja sebagai wartawan dan staf ahli DPR . Silakan mengutip atau memperbanyak tulisan saya, dengan menyebutkan penulis serta sumbernya. Terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perkenalanku dengan Bung Karno

15 Agustus 2010   12:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:01 2239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_227259" align="alignright" width="300" caption="Sosok Bung Karno kembali diapresiasi dalam seri perangko setelah rezim Orde Baru ambruk (foto: pt pos indonesia)"][/caption]

Dalam banyak kesempatan, aku pun mengatakan hal yang sama kepada teman-teman kerjaku atau teman-teman aktivis. Aku berharap mudah-mudahan teladan Bung Karno itu kembali diapresiasi tidak hanya oleh atasanku, tetapi juga oleh seluruh politisi, petinggi, pejabat, wakil rakyat, atau pemimpin-pemimpin lainnya di negeri ini. Terlebih bagi mereka yang mengaku sebagai seorang nasionalis sejati atau pengikut Bung Karno. Sebab, kaum nasionalis adalah mereka yang sangat mencintai rakyat dan negeri ini. Sementara perilaku korup atau korupsi adalah sebuah tindakan yang hanya mengantarkan Republik Proklamasi ini tersungkur ke dalam jurang kehancuran. Bagaimana mungkin kita mengaku cinta Tanah Air, siap mati demi NKRI,tetapi pada saat yang sama diam-diam justru ikut menggali kuburan bagi negeri ini?

Pertanyaan serupa dengan nuansa berbeda bisa ditujukan kepada mereka yang berasal dari partai-partai berbasis agama. Bagaimana mungkin mengaku ingin menegakkan syariat Islam di Bumi Pertiwi, sementara mereka sendirijustru korupsi, sebuah perilaku yang jelas-jelas mengkhianati syariat agama itu sendiri? Bukankah agama mengajarkan kepada kita untuk berdakwah mulai dari diri sendiri (ibda' binafsika)? Mengapa mereka tidak mulai menerapkan ajaran agama dari diri mereka sendiri, sebelum mengajak orang lain?

Hmm, mudah-mudahan dalam suasana perayaan kemerdekaan RI sekarang ini, apa yang kutulis ini bisa menjadi bahan renungan bagi semua orang yang mencintai rakyat dan negeri ini, termasuk  renungan untuk diriku sendiri tentunya. Renungan panjang yang sebenarnya bisa disingkat dengan sebuah kalimat tanya sederhana: Jika kita mengaku mencintai rakyat dan negeri ini, mengapa kita masih saja tega melakukan korupsi? [] Jakarta, 14 Agustus 2010. Salam kemerdekaan: Jarot Doso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun