3. Margareth Eleora Gumilang Rajagukguk (bidang politik)
Yah, dia adalah anak gue. Masih berumur 1,5 tahun. Lagi lucu-lucunya. Lagi badung-badungnya. Lagi ngerepot-ngerepotinnya. Dan...lagi licik-liciknya. Kalau pagi, untuk bikin gue bangun, dia dengan semangat nindih muka gue dengan pantatnya, padahal pempers nya lagi full belum diganti yang baru. Alhasil gue langsung siuman dari mimpi gue karena aroma yang beraneka rasa dari pempers nya itu. (Nak, kalo kelak kamu baca tulisan Ayah ini, maka kamu akan mengerti betapa beratnya perjuangan seorang Ayah, tak heran orang-orang bilang Surga dibawah telapak kaki Ayah!!! hahahaha)
Mengenai ilmu politik, anak gue ini paling jago. Kalo dia kentut, trus kita nanya, "Siapa yang kentut"...maka anak gue cepat banget menuduh :
"Pung!!!" ( = Opung)
"Komik!!!" ( = Kakak Omik, disingkat komik. Ponakan gue yang sedang kuliah)
"Undaaa" ( = Bunda)
"Ayahhh" ( = Ayahhh)
Anehnya, seisi rumah langsung percaya kalo yang dituduhkan anak gue bahwa gue lah si tukang kentut yang tidak beradab itu. Setelah gue habis diomel-omelin nyokap gue/bini gue/ponakan gue, anak gue dengan senyum cerianya teriak "Ayah..eyukkkk..eyukkkk" (Ayah, pelukkk...pelukkkk). Dia minta dipeluk. Kalau bukan anak gue, udah gue goreng bolak balik dah. Udah memfitnah gue, trus sok unyu-unyu minta dipeluk. (Nak, kalo kelak kamu membaca tulisan ini, percayalah, Surga benar-benar di telapak kaki Ayah, yah nak!!!"
Selain itu, tangis anak gue ini lebay!!! Kalah sinetron-sinetron Indonesia. Kalo Kak Seto dengar tangisan anak gue, pasti gue ama bini gue udah dipolisikan. Tangisan anak gue itu kaya tangisan anak yang sedang disiksa satu RT. Menjerit dengan suara tangisan yang tersayat-sayat pilu. Padahal cuma karena dia dilarang ngobrak-ngabrik isi lemari, dia akan mengeluarkan jurus Menjerit-Dengan-Suara-Tangisan-Yang-Tersayat-Sayat-Pilu ini. Alhasil, Opungnya akan segera muncul dengan wajah angkernya, membela cucunya. Si cucu menang, dan kembali ketawa-ketawa sambil mengobok-obok isi lemari, walau airmata masih nempel di pipinya. (Derita ayah menghadi kolaborasi Opung-Cucu yang tak tertandingi ini. Ingat yah nak, surga berada di bawah telapak kaki ayah)
Begitulah kisah 3 wanita yang luar biasa ini. Mereka adalah cahaya hidup gue. I love them more than I love myself. Kalau kalian, kira-kira kepada siapa "Hari Perempuan Internasional" ini kalian dedikasikan?
#Tangan gue udah kram ngetik ini semua.