Mohon tunggu...
Jaringan Santri
Jaringan Santri Mohon Tunggu... -

Jaringan Santri Indonesia adalah jejaring kerja kebudayaan dan kemanusiaan alumni pondok pesantren se-Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi-JK Itu Santri

28 Mei 2014   09:59 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:02 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari mana itu bisa dinilai? Tentu dari penegasan Jokowi sendiri sebagaimana sebagiannya kami kutip diatas. Dalam pernyataan tersebut Jokowi dengan sangat tegas menyatakan bahwa dirinya adalah bagian dari Islam yang Rahmatan lil Alamin. Sebuah bentuk keislaman yang selama ini digenggam erat oleh kalangan santri. Kalangan NU.

Keislaman Jokowi dalam pandangan kami adalah bentuk keislaman ala NU. Keislaman ala santri. Yakni Islam yg ramah dan tak suka marah-marah. Islam yang merangkul, dan bukan memukul. Islam yang tidak suka mengkafirkan pihak lain yang berbeda agama dan keyakinannya.

Ini tentu berbeda dengan Islam yang dianut oleh FPI atau kelompok-kelompok sejenis yang seringkali menggunakan intimidasi dan kekerasan dalam agregasi dakwahnya. Keislaman NU jelas berbeda dengan ini. Sebab keislaman yang dipegangi oleh santri NU adalah keislaman yang harus dimanifestasikan dalam berbagai agregat yang membawa maslahat sebagaimana digariskan dalam maqoshid syariah.

Islam Jenis Apa memang? Bentuk penghayatan keislaman dalam mana segenap ucap dan lakunya diletakkan di atas fondasi maqoshid syariah yang terrangkum dalam apa yang di kalangan santri dikenal sebagai ushul alkhomsah, atau 5 fondasi dasar kehidupan.

Maqoshid syariah sendiri bisa dimaknai sebagai tujuan dasar dari sebuah hukum yang mengikat kehidupan manusia dan sebisa mungkin harus ditujukan untuk kemaslahatan. Sehingga segenap bentuk dan tindakan yang tidak membawa kemaslahatan jelas bertentangan dengan maqoshid syariah.

Maqoshid syariah ini dipatri oleh kaidah pokok yang secara tegas menggariskan keharusan dikerangkakanya seluruh produk hukum dan aturan kehidupan untuk menciptakan sebesar-besar kemaslahatan bagi ummat, pada satu sisi. Dan dihindarinya bahaya dan hal-hal yang membahayakan (la dharara wala dhirara), pada sisi yang lain.

Pengejawantahan Maqoshid syariah tersebut diderivasikan ke dalam 5 Prinsi Dasar yang disebut dengan ushul alkhomsah, yang jika diperinci adalah; hifd addien (menjaga keyakinan agama tiap orang), hifd nafs (menjaga kehidupan), hifd alaql (menjaga kemerdekaan berpikir dan berpendapat), hifd alnasl (melindungi keturunan), dan terakhir hifd almaal (melindungi kepemilikan pribadi).

Kelima Prinsip inilah pegangan kaum santri dalam memandang pelbagai persoalan kehidupan. Ia membentuk world views yang menempatkan bahwa setiap pribadi tidak boleh melanggar kelima prinsip dasar tersebut.

Nah, adakah Jokowi menyimpang dari 5 Prinsi Dasar dalam ushul alkhomsah di atas? Dalam pengamatan kami, Jokowi masih memegangi prinsip-prinsip yang terkandung di dalammnya. Jokowi adalah pribadi yang santun, lembut dalam tutur, juga terpuji dalam tindakan. Sehingga tak salah jika kami menyebut Jokowi adalah Santri.

Lalu bagaimana dengan Jusuf Kalla? JK hingga hari ini adalah Mustasyar PBNU, juga ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI). JK dilahirkan dari keluarga Kalla. Ayah JK merupakan pendiri NU di Sulawesi. Keluarga JK adalah keluarga NU. Keluarga santri yang memegangi prinsip-prinsip yang terkandung dalam maqashid syariah dan perinciannya dalam ushul alkhomsah. Sehingga kampun tak ragu mengatakan bahwa Jusuf Kalla adalah juga seorang santri.

Jadi Jokowi-JK adalah pasangan Santri? Jelas. Sebab jokowi sebagaimana sangat tegas dalam pernyataanya bahwa dirinya bukan bagian dari Islam yang menindas agama lain. Bukan pula bagian dari Islam yang arogan dan menghunus pedang di tangan dan di mulut. (@udayabdurrahman)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun