Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 18

24 Januari 2025   10:57 Diperbarui: 24 Januari 2025   10:57 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Gulungan itu bisa kalian pinjam. Kalian pelajari itu di rumah. Lima hari ke depan kalian datang lagi ke sini. Saya akan melihat sejauh mana belajar kalian," ucap Ki Rana.

"Baik guru," jawab dua anak itu.

Widura dan Ratri lalu minta ijin dan pulang meninggalkan rumah Ki Rana. Pengalaman pertama belajar baca tulis ternyata menyenangkan. Kini mereka ada kesibukan tambahan, yaitu mempelajari gulungan yang dipinjami oleh Ki Rana.

Dalam perjalanan pulang itu, Widura dan Ratri bertemu Eko dan beberapa teman lainnya. Mereka kebetulan baru pulang dari tanah lapang Desa Pandan Asri. Maka terbentuklah segerombolan anak-anak yang begitu heboh meramaikan suasana desa.

Sesampainya di rumah, Widura menceritakan pengalamannya di sore itu. Melihat antusiasme anaknya, Ki Baskara ikut merasa senang.

Ketika diperlihatkan gulungan dari Ki Rana, Ki Baskara menyatakan bahwa ia masih bisa membantu Widura walau sedikit-sedikit. Bahkan ia menyarankan agar Widura untuk segera menguasai pelajaran baca tulisnya.

"Kalau pengenalan tahap awal ayah masih bisa membantu kamu. Tapi untuk selanjutnya, kamu belajar sendiri. Dan jangan lupa memohon kepada Sang Maha Bijaksana agar kamu dimudahkan dalam belajar," ucap Ki Baskara.

"Siap Ayah!" jawab Widura penuh kepastian.

Begitulah hari-hari berlalu. Tiap insan mengejar tujuan hidupnya di sepanjang perjalanan waktu. Setelah meraih sebuah harapan, akan memunculkan asa baru. Ada yang terasa mudah, ada yang penuh lika-liku.

Widura dan Ratri jadi makin sering berinteraksi. Tidak hanya berlatih silat dan bela diri, tapi juga belajar mengenal aksara secara mandiri. Di satu waktu bersama Sogol dan Murti berlatih tata kelahi. Di lain waktu mencorat-coret rangkaian aksara di tanah tepian kali.

Demikianlah di suatu hari Sogol mendatangi Widura. Saat itu Widura sedang mencorat-coret tanah di hadapannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun