Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Meniti Jalanan Setapak 7

18 November 2024   08:46 Diperbarui: 18 November 2024   09:48 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Tanpa diduga, Ratri langsung menghambur ke arah Widura. Sebuah pukulan dilayangkan Ratri dengan cepat ke arah wajah bocah di hadapannya itu. Widura yang tak menduga serangan kilat itu berusaha mengelak. Tapi serangan Ratri ternyata tidak berhenti, pukulan yang lain segera menyusul. Bahkan bukan hanya pukulan, setelah menyisingkan kain panjangnya, Ratri juga melancarkan tendangan. Walau pukulan dan tendangan itu serampangan karena tidak pernah dilatih, serangan membabi buta itu membikin Widura kelabakan juga.

Sambil terus mundur mengelak, Widura mengucapkan permintaan maafnya. Tapi Ratri belum mau berhenti demi meluapkan kekesalannya. Karena pertarungan itu terjadi di tengah sungai, baju Widura sebagiannya jadi basah.

Perkelahian itu terlihat lucu. Walau gerakan Ratri serampangan, ia berhasil mendesak Widura yang gerakannya lebih mantap. Kenyataan unik tersebut membuat mereka yang menonton tetap melanjutkan tawanya.

Setelah beberapa kali pukulan dan tendangan yang tiada menemui sasaran, Ratri berhenti. Lalu terdengar ucapan Ratri penuh kekesalan, "Dasar anak laki-laki!"

Sambil masih memendekkan lehernya dan sedikit membungkuk, Widura kembali berucap, "Maaf, kami tak sengaja." Saat ini, Widura tak mau repot-repot menceritakan alur kejadian ngeloyornya bola yang memang tak sengaja diarahkan itu, penjelasan model apapun saat ini percuma.

Ratri hanya melengos, segera berbalik badan, mengambil keranjang cucian yang ada di atas bongkahan batu, dan berjalan menjauhi Widura. Sementara Widura mendekati kakak Ratri yang hanya tersenyum lucu setelah menyaksikan adegan adiknya yang melawan seorang bocah laki-laki itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun