Mohon tunggu...
Jarang Makan
Jarang Makan Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Penggemar content manajemen, pengembangan diri, dan fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Meniti Jalanan Setapak 4

29 Oktober 2024   06:34 Diperbarui: 29 Oktober 2024   06:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

"Ki Baskara, tidak perlu membayar makanan ini, biar saya saja. Walau tidak seberapa, itung-itung sebagai balas jasa untuk pertolongan tuan," ucap Ki Rajasa.

Ki Baskara yang awalnya mencoba dengan halus menolak, akhirnya menerima permohonan pedagang itu.

"Ki Saudagar, apakah mempunyai dagangan pakaian wanita? Mungkin kalau ada yang cocok saya akan membelinya," ucap wanita pengelola warung setelah menerima pembayaran.

"Wah, tentu ada Nyai. Setiap dari Kotaraja saya selalu membawa beberapa perlengkapan perempuan untuk saya jual ke desa-desa yang saya lewati," jawab Ki Rajasa bersemangat. "Akan saya bawa masuk ke warung saja, biar Nyai bisa memilih di sini."

Ki Rajasa langsung memerintahkan kepercayaannya untuk mengambil sebungkus besar kain dari kereta. Di pihak lain, Nyai pemilik warung membelalakkan matanya dan menganga. Setelah tersadar, wanita itu segera membersihkan sebuah meja, dan lapak penjualan pakaian perempuan dadakan pun tergelar hanya untuk melayani seorang pembeli.

Setelah memilih-milih, Nyai pemilik warung membeli sepotong pakaian untuk dirinya dan sepotong pakaian yang lebih kecil untuk anak gadisnya. Setelah pilihan ditentukan, dengan jurus godaan maut, Ki Rajasa menawarkan apakah tidak sekalian membelikan pakaian untuk sang suami. Tapi sayangnya jurus godaan maut itu gagal meluluhkan hati Nyai pemilik warung. Suaminya itu ternyata akan marah-marah bila ia dibelikan sesuatu tanpa persetujuannya. Nyai pemilik warung menjelaskan bahwa suaminya agak pelit kalau untuk dirinya sendiri, tapi bila untuk istri dan anaknya, sikap itu tidak berlaku.

Ki Rajasa dan rombongannya tertawa mendengar hal itu. Memang sikap suami yang seperti itu bukan sesuatu yang aneh, tapi kalau sampai marah-marah itu agak ekstrim. Nyai pemilik warung hanya tersipu menanggapi tawa para tamu di hadapannya.

"Betapa senangnya Nyai mendapat suami yang sangat baik," ucap Ki Baskara bergurau.

Lagi-lagi Nyai pemilik warung hanya bisa tersipu malu.

Setelah jual-beli terselesaikan, Ki Baskara meninggalkan warung mengikuti Ki Rajasa. Perjalanan pun dilanjutkan kembali.

"Sepertinya Ki Baskara dan Widura membawa keberuntungan buat saya hari ini. Tadi ikut membantu mengusir begal, kemudian saya mendapatkan pembeli," ucap Ki Rajasa berkelakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun