Mohon tunggu...
Zahra El Fajr
Zahra El Fajr Mohon Tunggu... Penulis - a melancholist

Teacher | Fiksiana Enthusiast | Membaca puisi di Podcast Konstelasi Puisi (https://spoti.fi/2WZw7oQ) | Instagram/Twitter : zahraelfajr | e-mail: zahraelfajr@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Potret II

30 Maret 2020   14:50 Diperbarui: 31 Maret 2020   13:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang juga mengherankan bagiku,

Setiap kali menengadah menatap birunya langit,

Ada rindu untuk seseorang asing

Yang sama kurasakan ketika mendengarkan

Lagu yang dimengerti hati dengan baik

: segalanya perihal 'teman hati'

Siapapun kamu, aku pun entah

Kamu aku rawat di dalam hatiku

Sampai

Lusa adalah bagian pertemuan pertama kita

Bagian saling melepaskan keasingan itu,

Memahami makna di balik langit dan lagu cinta

Mencari tahu apakah rindu memang sebiru laut

Atau secokelat (atau sehitam) matamu

Aku belum pernah melihatnya langsung

Membaca semacam firasat

Akan ada mencintai dengan tenang

Tanpa banyak kekhawatiran, bersamamu

Aku tak bisa lagi membedakan firasat dan harapan

Oleh sebab itu, kamu boleh menamainya apapun.

Ra, 31 Oktober 2019

*Potret berarti gambar atau lukisan yang seringkali merepresentasikan seseorang, yang mana seseorang tersebut menjadi dominan dalam gambar. Seri Potret berisikan 'surat terbuka' dalam bentuk puisi yang ditujukan untuk satu orang. Pesan yang  disampaikan bisa perihal penantian, rasa cinta, rindu, dll. Semoga bertemu di Seri Potret selanjutnya!

Seri Potret :
Potret I
Potret III

Puisi lainnya : 

Penat oleh Pahit yang Pekat

Kamu Mengerti Hujan Tidak

Kehendak Neptunus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun