Sekiranya hidup, hidupnya tinggal puntungnya saja
Abu berlari tergelincir padamnya jasad,
Tinggal ruh di sajadah, tertinggal
Dera, cemas hendak berpulang kemana hadir
Warna hatinya ditampik langit
Dalam hitungan 0, sekarang sudah 1
Awan sudah ditelan kelam,
Panas kemarau menyiksa ruh dan jasad
Hati mayat hidup itu ditampik langit, tak ia miliki tempat berpulang.
Bandung, 3 Oktober 2016
Zahra,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!