Albert Einstein seorang ilmuan terkemuka dunia berkata,
"Saya tidak tahu dengan senjata apa yang akan digunakan pada perang dunia ketiga. Namun pada perang dunia keempat senjata yang akan digunakan adalah tongkat dan batu."
Perkataan yang menohok tersebut telah menyadarkan beberapa kalangan, diantaranya adalah kepala staf pertahanan Inggris yaitu Jendra Sir Nick Carter.
Didalam Salah satu wawancaranya di sky news, beliau memperingatkan masyarakat dunia tentang bahaya perang dunia ketiga, sebab melihat perkembangan dan ketegangan di berbagai belahan dunia.
Namun Jendela Nick Carter bukanlah orang pertama yang mengingatkan tentang bahaya perang dunia ketiga ini.
Khalifah Ahmadiyah yang kelima, Hz Mirza Masroor Ahmad (aba), telah mengingatkan dunia tentang masalah ini. Pada bulan Mei 2013, menyampaikan pidato bersejarah di California, Amerika Serikat. Dimana beliau menyatakan keprihatinannya yang besar atas kemungkinan terjadinya perang dunia. Di depan para tamu yang hadir, Hz Khalifah (aba) mengingatkan bahwa,
"Bayangan gelap perang sedang melanda disebagian besar dunia. Jika perang terjadi, maka akan banyak wanita yang tak berdosa, anak-anak dan orang tua pun akan terdampak. Bahkan kehancurannya akan lebih besar dari apa yang disaksikan pada dua perang dunia sebelumnya."
Beberapa kalangan menanggapi peringatan Khalifah Ahmadiyah ini dengan pesimis. Namun di sisi lain, justru banyak pihak mengakui resiko yang sangat nyata ini.
Dalam sebuah artikel, Tyler Cowen, seorang profesor ekonomi di sebuah universitas di Amerika Serikat, menyatakan keprihatinannya bahwa perang nuklir sangat mungkin terjadi dengan dampak yang sangat menakutkan.
Dalam sebuah progam wawancara dengan News york time. Duta besar Prancis untuk perserikatan bangsa-bangsa menyatakan keprihatinannya karena dunia tumbuh kearah yang lebih bahaya dan tidak dapat diprediksi dari hari ke hari.
Faktanya, sejak Khalifah Ahmadiyah berbicara tentang masalah ini pada tahun 2013, setidaknya telah terjadi 38 perang termasuk diantaranya pemberontakan di Myanmar dan perang di Yaman, bahkan ditengah pandemi yang saat ini sedang terjadi Armenia dan Azerbaijan terlibat dalam konflik atas wilayah sengketa.
Pada tahun 2015, Khalifah Ahmadiyah mengingatakan bahwa,
"Hari ini kami melihat banyak negara dunia. Pertama yang meningkatkan investasinya di negara-negara miskin dan negara-negara berkembang. Sangatlah penting bagi mereka untuk bertindak dengan penuh keadilan dan berusaha untuk membantu negara-negara tersebut, tidak hanya memanfaatkan sumber daya alam dan mendapatkan tenaga kerja murah demi keuntungan nasional dan keuntungan mereka sendiri."
Hz. Khalifah (aba) menegaskan bahwa sejarah telah menunjukkan setiap kali hak orang lain dirampas secara tidak sah dan tidak adil. Maka konflik segera akan menyusul. Ketidakadilan adalah pintu gerbang menuju konflik, terutama penindasan dan menipulasi yang dilakukan oleh negara-negara besar terhadap negara-negara miskin.
Pada tahun 2017 dalam kesempatan Nasional peace symposium di Inggris. Khalifah Ahmadiyah kembali mengingatkan bahwa,
"Ingatlah selalu, jika kita berusaha mengejar kepentingan pribadi dengan segala cara, lalu hak orang lain terampas. Maka hal ini dapat menyebabkan konflik, perang dan kesengsaraan. Dan kita semua harus merenungkan dan memahami jurang dimana kita berdiri."
Khalifah Ahmadiyah pun menegaskan terkait konsekuensi melanggengkan kebencian antara agama. Beliau menyampaikan bahwa,
"Dunia sangat membutuhkan perdamaian dan keamanan. Ini adalah masalah yang mendesak di jaman kita. Semua bangsa harus bersatu demi kebaikan yang lebih besar dan berupaya untuk menghentikan semua bentuk kekejaman, penganiayaan dan ketidakadilan yang di lakukan atas nama agama atau dengan cara apapun. Hal ini termasuk ejekan terhadap agama apapun yang dapat memicu frustasi dan kebencian. Dan tentu saja mencakup aktivitas kebencian dari kelompok extrimis dengan secara keliru membenarkan tindakan jahat mereka atas nama agama."
Dalam pidato di los Angeles tahun 2013, Khalifah Ahmadiyah mengingatakan bahwa,
" Kunci perdamaian adalah menghentikan kekejaman dan penindasan dimana pun hal itu terjadi, melalui penegakan keadilan dan kesetaraan. Jika prinsip ini diikuti, barulah perdamaian global akan berkembang. Namun hal ini hanya akan terjadi, Ketika orang-orang di dunia mulai mengenali pencipta mereka. Ini adalah harapan dan doa yang kuat agar seluruh dunia segera memahami kebutuhan zaman sebelum terlambat."
Selain itu, saat beliau berpidato di Nasional peace symposium di Canada pada tahun 2014 beliau menegaskan bahwa,
"Semua orang sadar bahwa dunia sangat membutuhkan perdamaian dan harmoni. Namun sayangnya banyak orang yang tidak mau mengambil langkah untuk mencapainya. Prioritas mereka justru diarahkan dalam upaya menegakkan dominasi dan supermasif atas negara lain dan memuaskan nafsu kekuasaan dan otoritas belaka."
Khalifah Ahmadiyah mengingatkan,
"Jika kita benar-benar menginginkan perdamaian, maka kita harus bertindak dengan keadilan dan menghargai kesetaraan seperti yang di sabdakan oleh yang mulia Nabi Muhammad Saw, bahwa kita harus mencintai orang lain sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri. Bahkan kita harus menunaikan hak orang lain dengan penuh semangat, sebagaimana kita tunaikan hak diri sendiri."
Pada tahun 2021 ini, Hz. Khalifah (aba) mengingatkan kembali kepada para pemimpin dunia. Beliau mengingatkan,
"Terdapat kekeliruan didalam menangani krisis saat ini, khususnya terkait dampak sistemik pandemi covid-19, maka bahaya dan ancaman perang dunia ketiga dapat terjadi. Beliau kembali menghimbau para pemimpin dunia untuk menyadari bahwa krisis yang terjadi saat ini adalah peringatan dari Allah SWT. Dan untuk itu kita dituntut untuk kembali ibadah kepada Allah ta'ala. Berjuang untuk menegakkan keadilan dan untuk senantiasa menebarkan kasih sayang diantara sesama."
Banyak studi dan kajian telah di lakukan terkait perang dan perdamaian, termasuk diantaranya kajian tentang bagaimana sebuah perang dunia dimulai atau bagaimana perang dunia berakhir dan hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegahnya terjadi.
Beberapa ahli menyatakan bahwa perang dunia ketiga dapat terjadi karena persaingan dan eksploitasi sumber daya antar negara, depresi ekonomi yang di timbulkan oleh pandemi covid-19, ketidakadilan berdasarkan Ras dan lain-lain.
Atas berbagai fakta yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir khalifah Ahmadiyah di berbagai tempat senantiasa mengingatkan hal ini.
Hz. Khalifah (aba) juga mengingatkan kepada jemaat Ahmadiyah di seluruh dunia, untuk perang secara aktif dalam mencegah perang dunia terjadi. Beliau mengarahkan agar jemaat Ahmadiyah melakukan reformasi diri, menegakkan keadilan, berupaya sekuat tenaga, menebarkan kasih sayang dan persaudaraan, dan juga mengajak pihak lain untuk bersatu padu di bawah bendera Rasulullah Saw.
Semoga Allah SWT memberikan taufik dan hidayah kepada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H