Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Nature

Toilet Ramah Lingkungan

4 Oktober 2013   19:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:59 1062
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekali lagi, seperti biasanya, diriku melakukan perjalanan jarak di pulau Jawa; karena harus berangkat ke Magelang, maka gunakan jasa Kereta Api. Kali ini dengan Bima (Kereta yang sejak lama sudah layani Jakarta-Surabaya PP) turun Yogya, kemudian lanjutkan dengan bus menuju Magelang.

Agaknya layanan KA Penumpang jarak jauh sudah banyak yang berubah; penumpang semakin nyaman di atas KA. Tanpa gangguan tukang asongan, asap rokok, ataupun takut tertidur dan barang bawaannya raib diambil copet. Bahkan ruang smoking liar yang biasanya ada di sambungan gerbong dan gerbong makan pun tak ada; terpaksa menahan diri tanpa merokok, dan banyak penumpang seperti itu.

Waktu perjalanan yang lama, di isi dengan ngobrol dengan orang-orang KA di gerbong makan;sangat terasa ada niatan KAI untuk meningkatkan layanan terhadap penumpang KA jarak jauh. Menurut salah satu petugas KA (yang diaja ngobrol), untuk ke depan, tak ada lagi KA jarak jauh yang kelebihan penumpang atau ada yang berdiri, duduk di sambungan KA, atau pun tiduran di lantai gerbong. PT KAI (akan) menerapkan tiket yang terjual sama dengan jumlah tempat duduk; artinya tidak boleh lebih dari jumlah kursi. Jadi tak ada lagi julah penumpang 150% dari jumlah kursi (tahn 2010, 125% pada 2011, dan targetnya adalah 100% tercapai pada 2012/2013.

Di samping itu, pada/di banyak KA Penumpang jarak jauh, sudah terpasang toilet ramah lingkungan, yang berbeda dengan toilet-toliet sebelumnya.Sebelumnya, pada KA penumpang jarak jauh, penumpang bisa gunakan toilet, jika KA berjalan. Hal itu terjadi karena sistem toiletnya langsung ke bumi; jika ada penumpang yang gunakan, maka apa yang keluar dari dalam tubuhnya langsung turun ke rel sekaligus mencemari lingkungan. 

Dengan toilet ramah lingkungan, maka tak ada lagi pencemaran lingkungan oleh penumpang atau pengguna jasa KA, (diharapkan pada 2014 semua KA penumpang jarak jauh sudah terpasang atau menggunakan TRL).

Apa beda toilet langsung ke bumi dengan TRL!? Pada TRL dilengkapi proses pengolahan limbah pembuangan dari toilet (yang sebelumnya langsung dibuang ke rel) diolah terlebih dulu, kemudian dibuang dalam bentuk cair dan aman bai lingkungan.

Menurut orang-orang KA, penggunaan TRL merupakan langkah (PT KAI) untuk ikut melestarikan lingkungan; dan meningkatkan layanan ke/pada penumpan atau pun pengguna jasa KA

Bagaimana cara kerja TRL!? Nah, sekali lagi, menurut orang-orang KA yang diajak ngobrol, tentang TRL belum pernah dipublikasikan oleh media-media diluar media khusus KA, sehinggabanyak penumpang belum tahu. Kata seorang petugas restorasi, pernah terjadi, penumpang hampir tertinggal KA, gara-gara ia harus ke toilet stasiun; atau ada juga penumpang yang tak sabaran menanti KA berangkat/jalan, karena ia mau ke toilet. Dengan TRL, hal-hal seperti itu tak kan terjadi lagi.

Ini adalah cara kerja TRL yang diambil/diringkas  dari Majalah Kontak - Dari dan Untuk Karyawan Kereta Api (terpaksa meminta satu eksplar Kontak dari petugas KA BIMA, untuk bisa menulis sedikit informasi tentang TRL). [caption id="attachment_283132" align="aligncenter" width="600" caption="sumber: majalah kontak/ "]

13808838221565100102
13808838221565100102
[/caption]

Secara sederhana CARA KERJA TRL pada KA Penumpan Jarak Jauh adalah: TRL menggunakan metode water gravity, yang di dalamnya ada dua sub sistem.

a. Piping - perpipaan

Pipa berfungsi untuk mengalihkan feses (dan urine) dari kloset ke tangki penampung; pipa yang berbentuk S (leher angsa) berfungsi sebagai water trap sehingga tak ada gas balik (yang menyangdung bau tak sedap) dari tangki penampung ke ruang tolet dan penumpang. Selain itu pipa S, juga berfungsi menahan sampah padat yang sengaja di buang/dimasukan ke kloset (misalnya popok bayi, pembalut, dan cd, dan lain-lain).  lihat  image.

b. Tangki Penampung

Tangki penampung, selain menampung limbah, juga berrfungsi sebagai penghancur dan pengurai fases. Lihat image (di atas) letak tangki di bawah gerbong, berwarna merah (setiap gerbong ada dua tangki penampung). Dalam tangki tersebut ada (dimasukan) bakteri pengurai karbon aktif dan bio ball. Hasil tampungan selama perjalanan inilah yang dibuang oleh KA, dalam bentuk cair dan tidak mencemari lingkungan

Jadi ketika KA berhenti, termasuk stop di stasiun, penumpang teap dan bisa menggunakan toilet tanpa takut hasil buangannya menyebar di rel stasiun/peron.

TRL yang terpasang di KA Penumpang jarak jauh tersebut, ternyata hasil karya Balai Yasa KA alias orang-orang KA sendiri atu bukan didatangkan dari lura sana.

Membaca dan mendengar kata-kata orang-orang KA tentang TRL, tiba-tiba muncul dari dalam pikiran, seandainya TRL juga dipasang pada Commuter Line ...!! Jika seperti itu, tentu sangat menarik dan juga membuat nyaman penumpang CL. Penumpang CL tak lagi menunggu atau menahan BAK dan BAB selama perjalanan atau sampai di Stasiun terdekat, tapi mereka bisa langsung membuang karena ada TRL di CL. Dengan itu, tak ada lagi penumpang menggerutu karena ada atau tiba-tiba bau kentut di/dalam CL yang padat, berac, sesak.

Cukuplah .... !!

[caption id="attachment_283146" align="aligncenter" width="500" caption="doc kereta-api.co.id"]
13808892501222516069
13808892501222516069
[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun