[caption id="attachment_272503" align="aligncenter" width="500" caption="doc kompas.com"][/caption]Seperti biasanya, mendekati perayaan HUT Kemerdekaan RI, Presiden Republik Indonesia, memberikan tanda-tanda kehormatan ke/pada orang Indonesia, rakyat biasa, swasta atau pun pejabat pemerintah yang berjasa pada bangsa dan negara. Tanda-tanda kehormatan tersebut antara lain Bintang Mahaputera Adipradana.
Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana merupakan penghargaan (dari Negara) yang diberikan kepada seseorang berjasa besar (melalui karya-karyanya yang nyata) pada suatu bidang atau peristiwa tertentu, dan bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa dan negara. Oleh sebab itu, sejak Kemerdekaan RI, pemerintah mempunyai pertimbangan khusus untuk mereka yang akan menerima/mendapat Tanda Kehormatan tersebut.
Oleh sebab itu, tak sembarangan orang menerimanya, dan juga pemerintah tak sembarangan memberikannya. Untuk tahun 2013, berdasar pertimbangan dan penilaian (yang ada pada Presiden dan timnya), Presideng SBY memberi Bintang Mahaputera Adiprdana kepada delapan orang yang berstatus sebagai Menteri pada Kabinet Indonesia Bersatu II. Mereka adalah
- Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa
- Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi
- Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro
- Menteri ESDM Jero Wacik
- Menteri Agama Suryadharma Ali
- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh
- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu
- Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.
Luar biasa, dan selamat untuk mereka semua; karya dan hasil kerja mereka memang benar-benar dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Akan tetapi, sebagai rakyat biasa, tentu saja, diriku hanya bisa elus dada, karena di antara mereka yang mendapat Bintang Mahaputera Adipradana tersebut adalah Suryadharma Ali, Menteri Agama RI.
Mengapa harus elus dada!? Emangnya syirik dan iri hati!? tidak tuh, cuma heran; heran, karena ia bisa menerima bintang tersebut. Tentu saja Presiden yang lebih tahu serta mempunyai alasan yang tepat, sehingga memberikan tanda kehormatan tersebut kepadanya; sayangnya, publik tak pernah tahu tentang apa-apa yang menjadi pertimbangan dari Presiden SBY.
Setelah menerima Bintang Mahaputera Adipradan dari Presiden SBY, Suryadharma Ali, dengan bangga menyatakan bahwa, "Ini sebagai penghargaan Negara terhadap kinerja saya selama ini; ... ingin menjaga kehormatan tersebut dengan sebaik-baiknya, dan menghindari perilaku yang bakal membuat cacat penghargaan tersebut, .."13765730021790368928Luar biasa, pengakuan jujur dari seorang Suryadharma Ali; pengakuan tersebut sekaligus menunjukkan bahwa dirinya, selaku Menteri Agama, merupakan orang yang berhasil menata - mengatur - mengelola Kementerian Agama RI; serta berhasil membangun dan memelihara kerukunan umat se-agama serta antar umat beragama di Indonesia.
Kenyataannya, pada masa Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama, umat Syiah di Sampang berhasil diusir dari kampung halamannya; jemaah Ahmadyah di Jawa Barat (dan ditemapt-tempat lain) mengalami penindasan dan properti serta Masjid mereka diporak-porandakan; tak sedkit gedung gereja (terutama di Aceh dan Jabar) yang di segel serta dibongkar; juga berbagai orams atas nama agama berhasil melakukan kegiatan dengan ganas, brutal, dan mudah melanggar hukum; bahkan kasus GKI Yasmin dan HKBP Fildelfia yang beribadah di depan istana, menurut Si Menteri, hanya karena persoalan izin/IMB. Juga menurut Menteri Agama, jika ada ibadah di depan istana, bandingkanlah dengan umat Islam sulit membangun Mesjid di Sulut dan NTT, dan masih banyak yang lain, keberhasilan Menteri Agama.
Poko' eeee Suryadharma Ali top banget. Oleh sebab itu, diriku tak katakan, "What ....!? Menteri Agama Mendapat Bintang Mahaputera Adipradana!? akan tetapi kuberkata dengan penuh senyum, "Selamat! Menteri Agama Mendapat Bintang Mahaputera Adipradana."
Teruskanlah kinerjamu wahai Menteri Agama, sebab tersedia pahala surgawi untuk dirimu di Surga
Mari kita bersulang anggur merah untuk Menteri Agama [caption id="attachment_272506" align="aligncenter" width="261" caption="doc mybfd.com"]
[/caption]13765755681031421279
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H