----------------
Di beberapa tempat ibadah sempat terdengar ceramah-ceramah yang mengobarkan pertentangan SARA. Seorang penyanyi pun ikut terjebak memojokkan pasangan tertentu kandidat Gubernur.
Kampanye kandidat seharusnya dinilai dari kebaikan visi, program, dan pengalaman, bukan dari kebencian Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan (SARA).
Entah siapa pelakunya, atau apa motifnya. Kita ingin politik yang sehat. Penggunaan agama boleh sepanjang untuk kebajikan publik, bukan untuk kepentingan politis kelompok yang haus jabatan dan kekuasaan.
Untuk itu kami mendesak KPUD DKI Jakarta agar menjelang putaran II, mengajak kandidat Pilgub DKI Jokowi-Ahok dan Foke-Nara untuk menyampaikan deklarasi bersama menolak adu domba SARA, dan meneruskannya ke Sentra Gakkumku dan meminta Kepolisian menindak pelaku-pelaku penyebar isu-isu adu domba berbau SARA.
Harus ada tindakan nyata penyelenggara Pemilu; KPU, Panwaslu dan kepolisian. Usut dan tindak siapa saja pelakunya. Bisa dari salah satu pasangan, atau bisa saja bukan dari tim sukses kandidat mana pun. Tak boleh dibiarkan, karena bisa menjadi titik terendah dari kemerosotan politik demokrasi Indonesia.
Petisi ini mendesak agar KPUD Jakarta menjamin terselenggaranya Pilgub DKI Jakarta secara adil beradab. Panggil para kandidat untuk deklarasi menolak adu domba SARA, menciptakan persaingan yang sehat dan meminta polisi menegakkan hukum.
Sebagai Ibukota Negara, Jakarta harus menyuguhkan kompetisi politik berdasarkan etika politik bukan pada politisasi negatif SARA. Hadirkan pemilu lewat partisipasi warganegara secara terhormat, bukan provokasi yang memecah belah. Ke depan, kita ingin pemimpin yang representatif, bertanggungjawab serta membawa kebajikan publik untuk warganya.
Salam
SAYA MENGHAPUS TANGGAPAN dengan CIRI-CIRI KOMENTAR SAMPAH
- vulgar, porno, seksualitas dan pelecehan seksual
- ancaman, benci, kebencian, permusuhan
- makian - caci maki seseorang maupun kelompok
- sentimen sara, rasis, rasialis, diskriminasi, dan sejenisnya
- menyerang individu
- melenceng - menyimpang  jauh dari topik yang dibahas
- komentar spam, isi komentar yang sama dan berulang-ulang pada/di satu tulisan - artikel - lapak
Berpolitiklah dengan HATI bukan dengan kata dan gerakan tebar pesona;berpolitiklah dengan ARAS Â bukan dengan SARA [silahkan klik]
ARAS, bisa juga menjadi anti rasis, anti sentimen sara. Aras juga merupakan aneka tindakan, kata, perbuatan yang bisa mencapai hati - rohani seseorang; sesuatu yang mendalam dan bermakna sehingga mempunyai kesan kuat serta tak terlupakan. Jadi, kampanye SARA diganti dengan kampanye ARAS; tidak melawan SARA dengan SARA; namun menghadapi kekuatan SARA dengan kelembutan ARAS. Oleh sebab itu, untuk kandidat Gubernur/Wakil Gubernur yang yang menjadi korban kampanye SARA, perhatikanlah, gunakanlah ARAS.Bicara danbertindaksertalakukan sesuatu ke/pada para pemilih - rakyat, yang mencapai - menyentuh hati para pemilih Jakarta. Politik Aras, adalah politik yang elegan dan bermartabat; yang menunjukan kedewasaan politik seorang politisi; ia tak menggunakan uang dan benda lain, untuk membeli dukungan serta suara pemilih. Politik aras, adalah hati yang bicara kepada hati yang mendengar dan menerima; yang terbangun karena komunikasi yang sejajar, apa adanya, dan humanis, cinta damai, dan seterusnya. Sehingga jika tak terpilih sekalipun, ia tetap ada dalam setiap hati serta tak terlupakan. Janganlah kau mau jadi pemimpin, yang diawali dengan memecah-belah rakyat yang akan dipimpin