Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Melawan Kekerasan Atas Nama Agama, Tak = Melawan Agama

1 Agustus 2012   08:58 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:22 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_197564" align="aligncenter" width="334" caption="koleksi pribadi"][/caption]

Kekerasan merupakan tindakan seseorang (gerombolan, kelompok), yang menggunakan berbagai berbagai alat bantu [misalnya senjata tajam dan api, bom bunuh diri, dan lain-lain], kepada orang lain dan masyarakat, yang berdampak kehancuran dan kerusakan harta benda serta penderitaan secara fisik, seksual, atau psikologis bahkan kematian.

Sedangkan, kerusuhan merupakan suatu sikon kacau-balau, rusuh dan kekacauan, yang dilakukan [oleh pergerakan dan tindakan] oleh seseorang maupun kelompok massa berupa pembakaran serta pengrusakkan sarana-sarana umum, sosial, ekonomi, milik pribadi, bahkan fasilitas keagamaan.

Dengan demikian, kekerasan dan kerusuhan sosial, adalah rangkaian tindakan seseorang [dan kelompok massa] berupa pengrusakan dan pembakaran sarana dan fasilitas umum, sosial, ekonomi, hiburan, agama-agama, dan lain-lain. Kekerasan dan kerusuhan sosial dapat terjadi di wilayah desa maupun perkotaan.  Kekerasan dan kerusuhan sosial dapat dilakukan oleh  masyarakat berpendidikan maupun yang tak pernah mengecap pendidikan; mereka yang beragama maupun tanpa agama.

Agama [Sanskerta, a = tidak; gama = kacau] artinya tidak kacau; atau adanya keteraturan dan peraturan untuk mencapai arah atau tujuan tertentu. Religio [darireligere, Latin] artinya mengembalikan ikatan, memperhatikan dengan saksama; jadi agama adalah tindakan manusia untuk mengembalikan ikatan atau memulihkan hubungannya dengan Ilahi.

Secara umum, agama adalah upaya manusia untuk mengenal dan menyembah Ilahi [yang dipercayai dapat memberi keselamatan serta kesejahteraan hidup dan kehidupan kepada manusia]; upaya tersebut dilakukan dengan berbagai ritus [secara pribadi dan bersama] yang ditujukan kepada Ilahi.

Secara khusus, agama adalah tanggapan manusia terhadappenyataanTUHAN Allah. Dalam keterbatasannya, manusia tidak mampu mengenal TUHAN Allah, maka Ia menyatakan Diri-Nya dengan berbagai cara agar mereka mengenal dan menyembah-Nya.

Agamadatangdari manusia, bukan TUHAN Allah. KLIK detail [caption id="attachment_77086" align="aligncenter" width="280" caption="mikeghouse pluralism image .gif"]

12918924151947739937
12918924151947739937
[/caption]

Agama, agama, dan agama adalah sesuatu yang sakral untuk mereka yang beragama; dan untuk sebagian orang, itu merupakan sesuatu yang suci.  Agama (dan ajaran-ajaran, ikon, label, dan hal-hal lain yang bertalian dengan itu) tak boleh diganggu oleh apa dan siapa pun. JIka ada yang mengganggu atau menghina, maka sama artinya dengan membawa malapetka. Tak sedikit korban berjatuhan karena agama dan cara beragama. Sehingga agama menjadi lembaga yang tak boleh disentuh dengan sembarangan.

Agama pun di imani oleh orang-orang atau umat yang beragama, sebagai lembaga (pembawa) damai dan perdamaian untuk semua umat manusia. Tak ada satu pun umat beragama yang mengatakan bahwa agamanuya membawa malapetaka, kerusakan, perbedaan, huru-hara, atau pun pertumpahan darah.

Lalu, bagaimana dengan adanya orang-orang (yang katanya beragama) atau umat beragama, yang seringkali melakukan kekerasan (atas nama agama). Dan mereka lakukan itu, tanpa malu, dan sebagai pembenaran, mereka katakan, semuanya bertindak sesuai ajaran agama. Wou .....

Tak sedikit orang yang melakukan kekerasan atas nama ajaran Kitab Suci, dan dengan gampang berteriak bahwa itu adalah kebijakan berdasar ajaran agama.

Itu yang harus dilawan, dan dilawan, serta tak boleh dibiarkan.

Untuk hal-hal itu, kekerasan atas nama agama, merupakan suatu tindak/tindakan kejahatan yang berdampak ke/pada kerusakan sosial, budaya, ekonomi, dan sebagainyya.

Tentu, sebagai orang beriman, umat beragama, tak ada satu pun yang menyetujui kekerasan atas nama agama, (kecuali ia adalah bagian dari manusia-manusia yang suka kekerasan atas nama agama).

Secara pribadi, saya berada pada komunitas - kumpulan fisik dan maya, mereka atau pun kumpulan orang-orang yang menolak kekerasan atas nama agama. Bagi kami, itu bukan dan sangat beda dengan melawan agama (agama mana pun di dunia).  Agama, terlalu suci dan besar untuk dilawan oleh kutu-kutu kecil, seperti diriku dan kawan-kawan. Agama tak bisa dimusuhi, tak perlu di jadikan lawan.

Tetapi ....

Orang-orang yang melakukan kekerasan atas nama agama, mereka patut dilawan; siapa pun mereka; karena mereka telah merusak dan mempermalukan agama. Bagi ku tak, dan ini pengalaman, segan melawan pendeta yang memecat pengurus gereja, atas nama aturan mainnya; dan lain sebagainya.  Bahkan ketika menemukan pendeta yang salah, maka ku ikut melawan dirinya, dan membuat  tulisan, [silahkan klik].   Di kalangan, organisasi Gereja, yang ku jadi umat, kenal siap diriku yang menolak banyak hal, sekira itu tak bermafaat untuk kesejahteraan umat manusia secara umum dan warga gereja secara khusus.

Oleh sebab itu, jika ada tuduhan bahwa diri ku melawan agama tertentu, hhmmmm sesuatu tidak masuk akal; dan jauh panggang dari api; itu adalah suatu fitnah yang keji. Hal itu, hanya muncul dari mereka yang suka - selalu melakukan kekerasan atas nama agama; atau para pembela dan pelaku kekerasan atas nama agama. [caption id="attachment_197570" align="aligncenter" width="392" caption="koleksi pribadi"]

1343808950883993242
1343808950883993242
[/caption]
13435306281366980106
13435306281366980106
tulisan di lapak ini bukan untuk diskusi-debat agama; jika ada komentar yang bisa membawa pada hal-hal tersebut, pasti dihapus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun