Dan Betsy melanjutkan, "Setelah ini, kamu masuk kamar, cantikan diri mu, bersih dan segar, kemudian, berlutulah dan berdoa, ceritakanlah semua isi hati mu kepada Tuhan. Ia akan memberi kekuatan, menjaga mu; dan kamu akan merasakan ketenangan."
Keduanya, ibu dan anak, Betsy dan Claudia berdiri, menuju ke kamar masing-masing.
Saya cuma membagi kata-kata atau dialog penuh pesan moral di atas. Dari dialog di atas, ada beberapa hal yang dapat, yaitu
- sedikit cerminan bahwa tak semua abg/remaja di AS sana, yang melakukan seks pra-nikah (sebagaimana anggapan banyak orang Indonesia), mereka masih menjaga nilai-nilai moral; nilai-nilai yang di tanam sejak dini oleh orang tuanya
- seks pra-nikah, tak selamanya terjadi karena adanya kerelaan abg perempuan; Â mereka seringkali terperosok ke/dalam sikon yang tak bisa larikan diri; sehingga agar tetap hidup atau selamat atau nyawa masih bertahan, maka mereka pasrah, terpakasa; ini adalah sikon buruk atau bahkan terburuk yang abg perempuan alami
- jika anda seorang ibu, maka, tak banyak anak gadis yang mengakui pada diri anda bahwa ia (anak gadis anda) telah ml atau melakukan hubungan seks pra-nikah, sebagaimana Betsy dan Claudia;
- ibu dan remaja putri, dalam batas sebagai ibu dan anak, tetap dan perlu membangun komunikasi yang bebas - merdeka - penuh keterbukaan, sehingga mampu membagi satu sama lain;
- tidak salah jika ibu dan abg perempuan, melakukan dialog - bercerita - curhat sebagai dua orang perempuan (bukan sebagai ibu dan anak); sebagai sesama perempuan yang bisa berbagi tentang bagaimana melawan godaan seksual atau bahkan menaklukan laki-laki
- perlu sejak dini menanam nilai-nilai moral, terutam, keberanian mengakui jika berbuat salah;
- orang tua perlu belajar bereaksi tehadap (adanya atau datangnya) pengakuan bersalah dari anak; sangat bagus jika mereka bersalah, dan mengakui kesalahannya, dan jika pengakuan itu di hadapi dengan amarah, maka pada kesempatan lain, anak akan penuh dan salalu menutupi kesalahan dan tidak jujur
- di atas semuanya itu, orang tua harus membangun kembali rasa percaya diri pada anak, walau mereka salah sekalipun; juga orang tua bisa membuat anak mampu menyelesaikan masalah, kegundahan hati, rasa berdosa dan bercela, dengan jalan memberi mereka ruang untuk bebas utarakan isi hatinya; di samping itu, mereka di bawa ke/pada/dalam sikon melakukan perdamaian dengan diri sendiri dan juga dengan Tuhan. Â Saya sangat terkesan dengan kalimat ini, "Setelah ini, kamu masuk kamar, cantikan diri mu, bersih dan segar, kemudian, berlutulah dan berdoa, ceritakanlah semua isi hati mu kepada Tuhan. Ia akan memberi kekuatan, menjaga mu; dan kamu akan merasakan ketenangan."
Semoga menjadi berkat untuk bapak dan ibu. [caption id="attachment_192654" align="aligncenter" width="497" caption="doc pribadi"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H