Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Serbuan Terhadap Irshad Manji: Iklan Buruk Tentang Indonesia di Dunia Internasional

9 Mei 2012   14:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:30 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Irshad Manji datang ke Indonesia, karena diundang oleh berbagai aktivis hubungan agama dan masyarakat - penerbit - lsm, yang mempunyai panggilan untuk membuka cakrawala orang Indonesia tentang keindahan serta keterbukaan agama terhadap berbagai masalah kontemporer,  sekaligus sebagai launching buku  "Allah, Liberty, dan Love"

Dari serpihan-serpihan penting buku tersebut, yang disebar - ditebar melalui berbagaiweb/situs, siapa pun (yang bisa pahami) karya Irshad Manji, akan bisa memahami gaya berpikir dan pemikiran yang mau membawa orang (pembaca) untuk memahami agama dengan cara terbuka. Bagi Irshad, ajaran-ajaran agama tak boleh membawa kekakuan dan keakuan, melainkan supel dan memancar berbagai aspek hidup. Irshap Manji juga ingin menunjukkan bahwa, agama membawa kemerdekaan kepada manusia, sehingga manusia bisa beriman tanpa takut.  Coba baca buku ini Beriman Tanpa Rasa Takut (klik).

Sayangnya, banyak orang belum mendengar kata-kata dan penjelasan (dari dan dalam diskusi)

13366088001030856911
13366088001030856911
dari Irshad Manji. Ia belum memancarkan pemikiran-pemikirannya agar didengar serta dimengerti, namun sudah di usir.

Perlakuan terhadap Irshad Manji di Jakarta Selatan serta di Jogya, serbuan masa - penolakan - bahkan adanya kebrutalan terhadapnya dan peserta diskusi, akan menjadi Iklan Buruk tentang Indonesia di kancah Internasional.

Pembubaran paksa, yang sebelumnya ada teriak-teriakan caci maki - kata-kata kotor serta perusakan, menujukan pola atau gaya yang bisa dikategorikan penindasan dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Para radikal bersembunyi  dibalik era yang demokratis bahwa semua orang berhak untuk berkumpul dan menyatakan pendapat; namun mereka justru tanpa serta melanggar demokrasi. Masyarakat yang biasanya - bisa lebih bersikap terbuka, saling menghargai, bersikap ramah, diprovokasi dengan dalil-dalil agama, sehingga menjadi bringas dan brutal (dan lucunya lagi, mereka yang bringas - brutal itu, bangga bahwa telah selamatkan masyarakat dari ajaran pluralisme - liberalisme - sekuler .... sungguh kebanggaan yang menjijikan )

Kelakuan kaum radikal atas nama agama tersebut, di luar sana, akan disamaratakan sebagai orang-orang Indonesia yang tak toleran - rasis - melanggar ham - adanya pengekangan pada kebebasan beragama dan pluralisme, dan lain sebagainya. Di luar sana, hanya ada satu, yaitu Indonesia yang intoleran serta radikal.  Dan ini sangat merugikan - sekali lagi sangat merugikan.

133491120497071734
133491120497071734

foto koleksi jakarta.tribunnews.com dan koleksi pribadi Abbah Jappy P

13355282521245222773
13355282521245222773

LAMPIRAN: Media Statement

Oleh Irshad Manji, 10 Mei

Empat tahun yang lalu, saya datang ke Indonesia dan merasakan sebuah negara yang penuh dengan toleransi, keterbukaan dan pluralisme. Karena itu, saya menyebutkan di dalam buku baru saya, “Allah, Liberty and Love”, bahwa Indonesia adalah contoh yang patut ditiru negara-negara muslim lainnya.

Namun sekarang banyak hal berubah. Seperti yang terjadi tadi malam, di kantor LkiS, sekelompok preman berjubah agama menyerang 150 peserta diskusi sampai terluka, termasuk di antaranya asisten saya, Emily Rees. Ia dipukuli berkali-kali dengan besi panjang dan harus dilarikan ke rumah sakit. Lengannya terluka dan harus dibalut perban. Dua peserta diskusi lainnya mengalami luka cukup parah di kepala. Dan saya mengatakan kepada mereka bahwa, dengan rahmat Allah, mereka akan segera pulih.Tapi tidak demikian dengan para kriminal yang menyembunyikan wajah mereka di balik masker dan helm, sambil memukuli orang-orang tak bersalah dan melakukan perusakan. Mereka adalah pengecut!

Sebaliknya, ada juga para pemberani yang rela berkorban menyelamatkan nyawa saya. Di saat para kriminal tersebut berteriak-teriak, “Mana Manji? Mana Manji?”, orang-orang berjiwa pemberani tersebut menjadikan tubuh mereka sebagai perisai yang melindungi saya. Saya sangat terharu dengan keberanian mereka. Mereka telah memperlihatkan bahwa orang-orang Indonesia bisa bersatu demi martabat dan nilai-nilai kemanusiaan.

Tidak sedikit yang mengatakan kepada saya bahwa polisi dan pemerintah Indonesia tunduk begitu saja kepada para preman tersebut. Tapi masyarakat Indonesia tidak boleh ikut tunduk kepada mereka! Semoga seluruh masyarakat Indonesia bangga dengan—dan belajar kepada—para pahlawan perdamaian mereka.

Irshad Manji

Penulis “Allah, Liberty and Love” dan Direktur Moral Courage Project, New York University (beritasatu.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun