Mohon tunggu...
OPA JAPPY
OPA JAPPY Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Acount Baru http://www.kompasiana.com/opajappy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penyebutan "Nama yang Ilahi" pada Agama Kristen di Indonesia

20 Desember 2010   06:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:34 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam Alkitab [LAI, TB], pemakaian kata TUHAN Allah [Alkitab bahasa Ibrani, YHWH EL] sebanyak 57 kali dan  hanya pada PL; sedangkan kata Tuhan Allah, sebanyak 9 kali [satu kali dalam PL dan 8 kali di PB]. Pemakaian tersebut diterjemahkan dari YHWH El [bahasa Ibrani] dan Kyrios Theos [bahasa Yunani]. Semuanya menunjukkan bahwa Allah yang dipercaya dan disembah oleh orang beriman adalah TUHAN.

Yesus Kristus  juga mengajarkan hal yang sama, dalam Mat 22:37, ketika Ia mengajarkan tentang kasih, Yesus berkata, "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu," merupakan kutipan dari "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu", Ul 6:5. Di sini, yang Yesus maksudkan dengan Tuhan adalah sama dengan TUHAN yang disebut dalam Ulangan 6:5. Hal tersebut, mudah dipahami karena Yesus mendapat didikan, bimbingan dan warisan ajaran dari Torah tentang TUHAN. Sehingga Ia pun mengajar  hal yang sama kepada para pengikut-Nya atau orang banyak.

Penyebutan dan penulisan TUHAN, Allahmu atau Tuhan, Allahmu [ada tanda koma antara TUHAN dan Allah] dalam Alkitab, selalu menunjukkan bahwa nama Allah yang menjadi pusat penyembahan orang percaya adalah TUHAN.  Pelepasan tanda koma atau penggabungan kata TUHAN dan Allah menjadi TUHAN Allah serta Tuhan Allah; telah dilakukan oleh para penulis kitab-kitab dalam Alkitab, sebelum ada agama Kristen.

Penggabungan itu, bukan karena sekedar untuk keindahan kata, melainkan bermakna teologis. TUHAN [YHWH] adalah Nama Pribadi dari Allah yang disembah; sedangkan penyebutan Allah untuk Yang Maha Esa, Maha Kuasa dan Pencipta Alam semesta. Jadi, penyebutan TUHAN Allah, bermakna IA adalah TUHAN, Allah Yang Maha Esa, Maha Kuasa, Pencipta, dan penuh dengan kekuatan serta kemampuan Ilahi. Sehingga jika seseorang menyebut Nama-Nya itu, maka ia harus mencapai pangakuan bahwa Dia adalah TUHAN Allah.

Implikasi pengakuan pada Dia sebagai TUHAN Allah harus terlihat di tengah-tengah hidup dan kehidupan orang yang percaya kepada-Nya. Misalnya, pengakuan bahwa TUHAN itu Allah, TUHAN itu Esa," Ul 5:7, 6:4; Kel 20:3. Ia telah menciptakan langit dan bumi serta seluruh isinya, dan yang tetap memeliharanya sampai akhir zaman, Kej 1:2; Maz 24:1-2; 89:89; 104:1 dst; Kol 1:16. TUHAN Allah telah menyatakan Diri-Nya kepada manusia dengan berbagai cara, Maz 19:2-3;  Rom 1:19-20, tetapi yang tersempurna melalui dan dalam Yesus Kristus, TUHAN dan Juruselamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun