Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sebelumnya saya minta maaf jika ada kata-kata saya nantinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Inilah cerita atau kenangan pahit yang terjadi  pada saya di saat pertama kalinya masuk mengaji di surau ketek. Tepatnya surau ketek itu terletak dikorong sijangek,nagari sungai durian.
Ceritanya begini, di saat itu hari sudah sore, jadwal mengaji yang telah disepakati adalah pukul 4 sore. Maka bergegaslah saya untuk bersiap-siap akan pergi mengaji ke surau ketek, yang terletak di lorong sijangek, nagari sungai durian, kecamatan Patamuan tersebut.Â
Di saat akan berangkat tentu seperti biasa saya haru bawa kain sarung, sarung yang akan saya bawa itu adalah sarung khusu untuk anak-anak, kebetulan sarung itu adalah hadiah dari perantau yang bernama H.MUIS. mamak dari suku Jambak sijangek. Semua anak-anak TPA yang baru (santri baru) dapat hadiah masing-masing 1 sarung.Â
Dikala sore itu, saat akan berangkat mengaji ternyata sarung baru itu belum dijahit. Maka ibu dengan tergesa-gesa menjahitkan, setelah selesai ibu menjahit barulah saya berangkat ke surau tempat saya mengaji tu, ternyata teman teman saya semua sudah memulai kegiatan mengaji yang diawali dengan sholat ashar berjamaah.Â
Saya terlambat datang disaat pertama mulai masuk mengaji, hati saya terasa sedih, kesedihan ini sampai saat tak pernah terlupakan. Maka sampai saat ini saya berharap tak mau telat dari segala hal hal yang mau saya lakukan.Â
Semoga pengalaman saya jadi inspirasi buat pembaca lainnya. Aamiin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H