Mohon tunggu...
Januarlis Tksidi
Januarlis Tksidi Mohon Tunggu... Guru - Bekerja mengharap ridho illahi

Rezki Allah yang menentukan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mangaji di Surau Ketek

7 Oktober 2020   06:54 Diperbarui: 7 Oktober 2020   07:02 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sebelumnya saya minta maaf jika ada kata-kata saya nantinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Inilah cerita atau kenangan pahit yang terjadi  pada saya di saat pertama kalinya masuk mengaji di surau ketek. Tepatnya surau ketek itu terletak dikorong sijangek,nagari sungai durian.

Ceritanya begini, di saat itu hari sudah sore, jadwal mengaji yang telah disepakati adalah pukul 4 sore. Maka bergegaslah saya untuk bersiap-siap akan pergi mengaji ke surau ketek, yang terletak di lorong sijangek, nagari sungai durian, kecamatan Patamuan tersebut. 

Di saat akan berangkat tentu seperti biasa saya haru bawa kain sarung, sarung yang akan saya bawa itu adalah sarung khusu untuk anak-anak, kebetulan sarung itu adalah hadiah dari perantau yang bernama H.MUIS. mamak dari suku Jambak sijangek. Semua anak-anak TPA yang baru (santri baru) dapat hadiah masing-masing 1 sarung. 

Dikala sore itu, saat akan berangkat mengaji ternyata sarung baru itu belum dijahit. Maka ibu dengan tergesa-gesa menjahitkan, setelah selesai ibu menjahit barulah saya berangkat ke surau tempat saya mengaji tu, ternyata teman teman saya semua sudah memulai kegiatan mengaji yang diawali dengan sholat ashar berjamaah. 

Saya terlambat datang disaat pertama mulai masuk mengaji, hati saya terasa sedih, kesedihan ini sampai saat tak pernah terlupakan. Maka sampai saat ini saya berharap tak mau telat dari segala hal hal yang mau saya lakukan. 

Semoga pengalaman saya jadi inspirasi buat pembaca lainnya. Aamiin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun