Mohon tunggu...
Januarius Yoseph Nana
Januarius Yoseph Nana Mohon Tunggu... Guru - SMP Negeri Satu Atap Raymea

Guru Bahasa Inggris

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya

6 November 2024   16:03 Diperbarui: 6 November 2024   16:09 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesimpulan tentang "Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya" dan implementasinya di dalam kelas, sekolah dan masyarakat.

Pemimpin pembelajaran memainkan peran yang sangat vital dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan mampu menjadi inspirator dan fasilitator yang bermakna pada pembelajaran murid. Melalui kepemimpinan yang kuat, kita mampu menciptakan lingkungan belajar yang bermakna secara optimal.

Selain itu, seorang pemimpin pembelajaran juga dituntut untuk harus mampu mengelola sumber daya. Berikut beberapa aset/modal sumber daya yang harus dapat dioptimalkan oleh seorang pemimpin pembelajaran, diantaranya adalah;

  • Modal  Manusia
  • Modal fisik
  • Modal Sosial
  • Modal finansial
  • Modal politik
  • Modal lingkungan/ alam
  • Modal agama/ budaya

Dari beberapa hal di atas dapat dilakukan melalui pendekatan berbasis aset.

Tujuan dari pendekatan berbasis aset di atas untuk memastikan bahwa semua sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam mendukung proses pembelajaran yang berpihak pada murid.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki visi yang jelas, membangun rencana yang detail dalam menentukan bagaimana sumber daya dapat dikelola, membuat keputusan yang tepat, berkolaborasi dengan seluruh warga sekolah, dan melakukan evaluasi secara berkelanjutan.

Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih kualitas

Untuk menciptakan lingkungan belajar yang berkualitas dan bermakna bagi murid kuncinya terletak pada pengelolaan sumber daya yang efektif dan baik. Sebagai contoh sekolah yang memiliki aset fisik berupa perpustakaan dan berbagai jenis buku, majalah, dan media pembelajaran lainnya, dapat memudahkan murid dalam menemukan bahan bacaan yang sesuai minat dan kebutuhan belajar mereka. Sehingga merangsang rasa ingin tahu dan kemampuan bernalar kritisnya.

Selain hal tersebut, guru dan tenaga kependidikan yang merupakan salah modal yang berkaitan langsung dalam proses pembelajaran murid yang berkualitas, tentu harus dimaksimalkan pula potensinya melalui kegiatan pengembangan diri yang diadakan sekolah atau belajar mandiri seperti BimTek, Diklat, Workshop dan kegiatan lainnya yang mendukung peningkatan kompetensi diri masing-masing. Kemudian modal sosial melalui komunitas belajar sekolah, MGMP untuk meningkatkan kompetensi guru dan kerjasama dengan pihak puskesmas untuk meningkatkan mutu kesehatan sekolah melalui UKS.

Hal lain yang juga turut berperan penting adalah melalui modal finansial dimanfaatkan dalam penyusunan program prioritas dan kebutuhan sekolah sehingga mendukung keberlangsungan proses pembelajaran yang berkualitas. Kemudian modal politik melalui keputusan-keputusan penting kepala sekolah, dan kerjasama dengan instansi/dinas terkait di pemerintah daerah untuk mendukung program-program sekolah. Selanjutnya modal agama dan budaya untuk melestarikan budaya kearifan lokal seperti belajar tari tradisional dan kegiatan keagamaan seperti misa di gereja dalam kegiatan penguatan pendidikan karakter, serta memperingati hari besar keagamaan dengan melibatkan tokoh agama di sekitar sekolah yang bertujuan untuk menjadikan murid beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia serta berkebinekaan global.

Beberapa contoh kaitan materi ini dengan modul lain yang didapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak


Di modul 1.1 Filosofi Ki Hadjar Dewantara (KHD), Ing Ngarso Sung Tulodho (di Depan Memberi Contoh), menjelaskan bahwa seorang pemimpin pembelajaran harus menjadi teladan bagi guru dan murid dalam memanfaatkan secara efektif dan efisien. Guru harus menunjukkan bagaimana sumber daya seperti buku, alat peraga, teknologi, dan waktu dapat digunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kemudian Ing Madya Mangun Karso (di Tengah Membangun Semangat), pemimpin perlu menciptakan suasana kolaboratif di mana guru, murid, dan masyarakat, semangat gotong royong akan tercipta dan sumber daya dapat dikelola secara lebih efektif. Yang terakhir ada Tut Wuri Handayani (di Belakang Mendorong dan Memberi Kekuatan), pemimpin harus memberikan dukungan kepada guru dan staf dalam upaya mereka untuk mengelola sumber daya. Dukungan ini dapat berupa pelatihan, fasilitas, atau kebijakan yang mendukung. Tentu harapannya adalah agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan pada diri murid sebagai manusia dan anggota masyarakat.


Pada modul 1.2, nilai-nilai dan peran yang melekat pada sosok guru penggerak sejalan dengan konsep pemimpin pembelajaran, terutama dalam konteks pengelolaan sumber daya. Dimana seorang guru penggerak diharapkan mampu mengidentifikasi kebutuhan sumber daya di lingkungannya, kemudian mencari solusi dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara mandiri atau berkolaborasi dengan pihak lain. Kemudian senantiasa mengevaluasi efektivitas penggunaan sumber daya dan tidak takut mencoba hal-hal baru dalam mengelola sumber daya serta mampu menciptakan solusi-solusi kreatif untuk mengatasi keterbatasan sumber daya. Yang pada akhirnya semua upaya pengelolaan sumber daya yang dilakukan oleh guru penggerak bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi murid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun