pada senyummu yang bertelaga itu
tak lagi kutemui kebeningan
tak lagi kutemui kejernihan
hampir setiap sudut dihuni limbah
bekas alat kontrasepsi
bahkan puing-puing dusta
senyummu
tak lagi melarutkan cinta
melainkan pecahan waktu
menusukku
senyummuÂ
mati, haruskah aku berendam di sana
atau mati bersamanya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!