Katamu, hidup hanya seutas takdir dipintal waktu
lalu percumakah aku
menghitung setiap hari-hari,
lalu mengalirkannya dengan beribu cinta
ditanam bersama urat-urat hati
memang segalanya akan jadi sejarah
namun cinta terlalu tangguh untuk pasrah
luka hanyalah awan gelap
menghasilkan hujan
meluruhkan kecemasan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!