Mohon tunggu...
Januari Sihotang
Januari Sihotang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Hukum/Konten Kreator

Peminat kajian hukum dan politik ketatanegaraan serta penikmat karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Takdir

17 Juli 2023   17:10 Diperbarui: 17 Juli 2023   17:12 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Katamu, hidup hanya seutas takdir dipintal waktu

lalu percumakah aku

menghitung setiap hari-hari,

lalu mengalirkannya dengan beribu cinta

ditanam bersama urat-urat hati

memang segalanya akan jadi sejarah

namun cinta terlalu tangguh untuk pasrah

luka hanyalah awan gelap

menghasilkan hujan

meluruhkan kecemasan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun