Mohon tunggu...
Januari Sihotang
Januari Sihotang Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Hukum/Konten Kreator

Peminat kajian hukum dan politik ketatanegaraan serta penikmat karya sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepucuk Surat Cinta

15 Juli 2023   18:00 Diperbarui: 15 Juli 2023   18:03 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Masih kuingat seabad lalu,

walau engkau tak tahu

apa yang menggeliat di sudut-sudut waktu

persis rindu, tiba-tiba tumbuh di selasar cumbu

mendayu, menginjak detik-detik sayu

matamu, terlempar; terdampar di setapak hatiku,

Dinda. Masih seperti dulu

kendati abad berdenyut,

sejarah kita enggan beringsut

kendati cinta terkadang berkuah duka

berbau sepi, namun mimpi ini

dan sepucuk surat cinta

masih mampu kita gores dengan waktu

Medan, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun