Mohon tunggu...
Januariansyah Arfaizar
Januariansyah Arfaizar Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STAI Yogyakarta - Peneliti PS2PM Yogyakarta - Mahasiswa HES Prodi Hukum Islam Program Doktor FIAI UII

Bermanfaat dan Memberikan Manfaat

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Tahun Baru, Harmoni antara Spiritualitas dan Dinamika Ekonomi

31 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   14:58 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Tahun Baru 2025/Dokumen Istimewa

Titik Temu Spiritualitas dan Ekonomi

Jika ditelaah lebih dalam, ada hubungan yang menarik antara spiritualitas dan ekonomi dalam konteks tahun baru. Tantangan sering kali muncul ketika budaya konsumtif yang masif berbenturan dengan nilai-nilai agama yang mengajarkan kesederhanaan dan pengelolaan harta yang bijaksana. 

Dalam Islam, misalnya, umat diingatkan untuk menghindari pemborosan dan memastikan bahwa setiap pengeluaran memiliki manfaat yang jelas. Namun, di sisi lain, konsumsi juga tidak dapat sepenuhnya dihindari, terutama jika hal tersebut mampu mendorong roda ekonomi yang lebih besar.

Kesempatan muncul ketika kedua dimensi ini dipadukan secara harmonis. Misalnya, tahun baru dapat dijadikan momentum untuk kegiatan yang bersifat memberdayakan masyarakat, seperti menggalang dana sosial atau memulai usaha kecil yang berbasis komunitas. 

Dengan cara ini, kegiatan ekonomi yang dilakukan tidak hanya bermanfaat secara material, tetapi juga memiliki nilai spiritual karena berkontribusi pada kebaikan bersama. Inilah yang disebut sebagai keseimbangan antara ekonomi dan spiritualitas, di mana kedua hal ini saling mendukung tanpa saling bertentangan.

Keseimbangan Menuju Keberlanjutan

Mencapai keseimbangan antara spiritualitas dan ekonomi bukanlah hal yang mudah, tetapi sangat memungkinkan. Dalam konteks perayaan tahun baru, keseimbangan ini bisa dicapai dengan merencanakan kegiatan yang tidak hanya meriah tetapi juga bermanfaat secara sosial dan spiritual. 

Sebagai contoh, perayaan dapat dilakukan dengan mengedepankan prinsip-prinsip moral, seperti berbagi dengan mereka yang membutuhkan atau melibatkan kegiatan amal. Hal ini tidak hanya mengurangi sifat konsumtif yang berlebihan tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat luas.

Di sisi lain, pelaku ekonomi, baik dari kalangan bisnis maupun pemerintah, memiliki peran penting dalam memastikan keberlanjutan. Tahun baru dapat menjadi momen ideal untuk meluncurkan proyek-proyek yang ramah lingkungan atau program investasi yang memberikan dampak jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat. 

Dengan langkah ini, perayaan tahun baru tidak hanya menjadi sekadar ajang menghabiskan uang, tetapi juga menjadi pijakan untuk menciptakan keberlanjutan ekonomi yang bermanfaat bagi banyak pihak.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun