Mohon tunggu...
Januardi Imam Nugroho
Januardi Imam Nugroho Mohon Tunggu... -

Lelaki Yang Sedang Belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Waspada Kekerasan di M-16

20 November 2011   16:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:25 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika bebarapa minggu yang lalu pemerintah sempat mengatur angkutan umum (baca:angkot) di Jakarta saya merasa sedikit lega. Maklum, walaupun sudah lama tidak naik kendaraan umum ini tetapi saya pernah mengalami beberapa hal yang tidak menyenangkan mulai dari bertemu dengan pengamen yang memaksa minta uang sampai bertemu dengan supir angkot yang menabrak pengendara motor yang ugal-ugalan.

Saya memperoleh cerita ini dari adik saya yang kebetulan tiap hari naik angkot. Dan, kebetulan juga dia naik angkot setiap berangkat dan pulang sekolah. Adik saya bercerita tentang seorang kawannya, yang perempuan, ketika menyaksikan sendiri kekerasan didalam angkot.

Saat itu masih siang hari, sekitar pukul 2 siang, waktu dimana anak-anak kuliahan di sekitar depok selesai dengan penatnya kuliah mereka. Sama seperti kebanyakan mahasiswa, kawan adik saya ini naik angkutan umum untuk kembali kerumahnya. Dia menaiki angkot M-16 jurusan Taman mini-kampung rambutan-depok menuju rumahnya yang ada didaerah kampung rambutan.

Setelah menunggu beberapa lama, akhirnya kawan adik saya ini menaiki sebuah M-16 yang kebetulan sedang kosong saat itu. Hanya ada 2 penumpang saat itu, kawan adik saya yang duduk didekat pintu dan seorang perempuan yang duduk disamping sopir. Kemudian, didekat Universitas Pancasila, naiklah seorang pemuda, yang dari tampangnya juga merupakan seorang mahasiswa. Pemuda ini, entah mengapa, memilih untuk duduk di pojok.

Setelah itu, tak jauh dari Universitas Pancasila naik lagi tiga orang laki-laki. Nah, disinilah awal kecurigaan teman adik saya tersebut. Salah satu dari gerombolan lelaki tersebut memaksa kawan adik saya untuk mencoba produk obat oles yang sedang ditawarkannya. Kawan adik saya ini menolak, bahkan dia berteriak tidak mau.

Akan tetapi, malangnya, justru terjadi pada seraong penumpang laki-laki yang sedang duduk dipojok. Entah untuk menakuti tiga lelaki yang sedang duduk didepan kawan adik saya tersebut atau memang sengaja, dia menelpon seseorang dengan mengatakan bahwa dia kenal dengan polisi-polisi yang ada di pasar minggu.

Kemudian, gerombolan tersebut mengancam lelaki tersebut dengan sebuah pisau kecil. Tidak hanya lelaki itu tetapi juga kawan adik saya yang duduk dekat mereka. Kawan adik saya tersebut meminta sopir angkot untuk berhenti. Akan tetapi, sang supir bukannya berhenti malah memacu mobil yang dikendarainya. Perempuan yang duduk disamping supir pun "memaki" sang supir untuk segera berhenti. Namun, sang supir tetap tidak menghentikan laju mobilnya.

Akhirnya, di perempatan pasar minggu, tepatnya dibawah jembatan Jl Letjend TB Simatupang, kawan adik saya dan perempuan yang duduk disamping sopir meloncat turun. Untunglah saat itu, jalan agak macet, sehingga mereka meloncat ketika mobil tidak dalam kecepatan tinggi. Dan untunglah, kawan adik saya dan perempuan itu selamat, hanya lecet.

Anehnya, M-16 yang mereka tumpangi tadi tidak membelok menuju Pasar Rebo. Angkot tersebut malah berjalan terus ke Pasar Minggu. Entahlah, bagaimana nasib anak muda yang dikeroyok oleh gerombolan yang tidak jelas tadi.

Dari kisah diatas, saya akan mencoba berbagi Tips naik angkutan umum kepada para netter yang kebetulan baca tulisan saya

1. Jika anda sendirian, jangan naik angkutan umum yang sepi, lebih baik anda naik angkutan umum yang ramai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun