Dengan memanfaatkan waktu yang ada, simposium ini telah berhasil membuahkan butir-butir rekomendasi seperti yang tertuang dalam tautan berikut. Meskipun masih berupa garis besar, tetapi ini menjadi hal bernilai sebagai dasar untuk pembuatan program kerja. Pengurus baru yang nanti terbentuk pun dapat menyempurnakannya melalui rapat internal setiap komisi.
Rekan-rekan yang bijak,
Perlu diketahui juga, pendanaan sebagian dari para delegasi dibantu KBRI, tetapi sebagian mereka yang juga menggunakan uang pribadi. Selain itu, saya percaya bahwa niat para delegasi PPI Negara bukanlah semata-mata untuk 'plesiran' atau jalan-jalan. Mereka adalah orang-orang baik yang telah dipilih untuk mewakili PPI Negara masing-masing untuk bermusyawarah dalam Simposium Internasional. Seperti Pernyataan resmi PPI UK tersebut, tur di London yang diberikan panitia adalah ketika sebelum acara ISIC-SI.
Kalaupun ada sebagian yang pada hari Kamis taggal 27 Juli 2017 dan seterusnya melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Inggris, menurut saya itu adalah hak beliau-beliau. Para delegasi telah melaksanakan tugas utama sesuai jadwal yang telah disepakati, terhitung sampai Rabu 27 Juli 2017 Pkl 21.30 karena jadwal bus penjemput memang jam itu. Sekali lagi, kunjungan ke tempat-tempat menarik itu sudah di luar acara ISIC-SI dan atas tanggung jawab setiap delegasi.
Nah. Kemudian terkait dengan tuan rumah Simposium Internasional 2018 yang telah disepakati akan dilaksanakan di Rusia, saya yakin pertimbangan utamanya adalah karena PERMIRA (atau PPI di Rusia) telah SIAP secara total. Maksudnya bagaimana ya ? Setiap elemen, baik dari pengurus PERMIRA Pusat, KBRI di Moskow, maupun PERMIRA cabang telah mendukung penuh kegiatan SI 2018 di Rusia. Sebagai referensinya, berikut adalah pernyataan resmi dari PERMIRA.
Sumber: PERMIRA, 1 Agustus 2017
Jadi, alasan utamanya bukanlah untuk plesiran apalagi menonton World Cup. Bukankah kemarin juga hanya dari PERMIRA yang mengajukan diri menjadi tuan rumah SI 2018? Itu berarti, hanya PERMIRA yang sudah siap dan telah memaparkan proposalnya dengan baik. Pada akhirnya, forum telah resmi menyepakatinya.
Dari artikel Mas Anan tersebut kita diajak untuk refleksi dari pengalaman simposium kemarin dan saya menyadari pentingnya hal ini sebagai pembelajaran bersama. Terima kasih panitia ISIC-SI 2017, PPI UK, PPI Dunia, maupun rekan-rekan delegasi PPI Negara dengan usaha terbaiknya perlu kita apresiasi dan kita dukung agar tetap bersinergi di masa-masa mendatang. Kekurangan yang ada semoga dapat diperbaiki dan tidak terulang kembali. Besar harapan saya agar PPI Dunia dapat menjalankan fungsinya secara independen, profesional, dan berkomitmen utuk menjunjung tinggi apa yang telah tertuang di AD/ART dalam mewujudkan program-program kerja yang tersusun.
Melalui tulisan inipun saya mengajak rekan-rekan semua agar kita mendukung secara penuh peran PPI Dunia sebagai organisasi yang menghimpun ide-ide, gagasan, serta melakukan aksi nyata untuk kemajuan tanah air Indonesia, melalui bidang-bidang strategis yang telah dibentuk Dewan Presidium PPI Dunia. Sepakat? Begitu pula dengan PPI Negara serta PPI cabang kota maupun kampus agar sama-sama dapat bersinergi melalui program-program edukatif, kreatif, serta partisipatif untuk kita semua. Sudah saatnya kita berhenti saling menyalahkan dalam pro kontra yang terjadi di SI 2016/2017. Dinamika itu pasti selalu ada, mari sekarang kita sama-sama berkolaborasi menyumbangkan tenaga dan pikiran untuk pembenahan PPI ke depannya.Â
Dengan ini saya turut mengucapkan selamat atas terselenggaranya ISIC-SI 2017 dan terbentuknya Kepengurusan Baru PPI Dunia 2017/2018! Semoga dapat terus berkarya untuk Indonesia.Â
Salam Perhimpunan!
Birmingham, 2 Agustus 2017
*Janu Muhammad
Merupakan mahasiswa S2 di University of Birmingham, Inggris dan menjadi peserta ISIC-SI pada tanggal 24-26 Juli 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H