Mohon tunggu...
Janu Jolang
Janu Jolang Mohon Tunggu... wiraswasta -

penulis dan pengelola blog http://suararantau.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Prasasti Cinta aka Nisan Cinta

8 Februari 2015   21:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:35 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah engkau disana pernah sesekali?

Bersimpuh kala senja hari dalam kehangatan mentari;

dan sejenak menandai prasasti yang pernah kita patri

pada tebing tebing pantai, dalam semilir angin yang telah membawa cinta kita pergi.

Masih terbacakah prasasti itu?

Yang melukis rona merah pipimu kala kita bertemu?

Ataukah prasasti itu telah tertutup lumut?

Saat kuberlutut membelai tanganmu dengan lembut?

Coba ke kiri dan naik sejengkal pada bibir tebing!

Masih adakah gambar yang kupahat dengan cucuran keringat?

Dua anak manusia yang bersuka cita dalam badai asmara?

Isak tangismu membahana. Kita terhempas tak berdaya

Sungguh aku tak sedang membuat tanda

seperti orang bahula meninggalkan pertanda,

melainkan ingin mengubur kisah cinta kita yang muram.

Pada nisan-nisan tebing karang; sebagai makam.

Coba kini naikilah batu lancip itu dan ke kanan sedepa!

Disana akan kautemui ganasnya ombak badai dipekat malam,

Yang tak henti henti menghantam biduk kita

Lalu kuputar layar untuk menghindar; dalam derasnya hujan

yang menghalangi pandanganku, yang membuat perih mataku.

Tiba-tiba layar retak dihempas ombak

Biduk limbung menghujam batu karang,

sempal di buritan, remuk di anjungan.

Sementara Hiu hiu ganas berkeliaran di bawah siap menerkam dengan beringas

Holly Molly!! Semuanya porak poranda!!

Tanpa kemudi tanpa kendali

terombang ambing di lautan tanpa tepi

Lantas kegamangan hati merambat

Membuat surut semangat

untuk bertahan dalam pelayaran ini.

Dan merasa lelah dan tak tahu lagi

Kini aku terdampar di pantai antah berantah ini

Siuman dan compang camping

Dan dirimu bersandar kembali pada dermaga di garis pantai

Memandangi lautan yang penuh misteri

Cinta tak harus bersatu ---

Kupahatkan dengan sisa-sisa tenagaku pada tebing karang yang kujumpai

Penuh suka cita dan rasa cinta

Dan dengan bodoh kutegaskan sekali lagi:

Cinta tak harus memiliki!

Sebagai nisan untuk membebaskan cinta kita dari belenggu kefanaan ini

Mengubur segala rasa gundah, amarah, dan kalah.

Dari tanah kembali ke tanah, dari hati kembali ke hati. Rest In Peace: Cinta

Janu Jolang

Washington DC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun