Isak tangismu membahana. Kita terhempas tak berdaya
Sungguh aku tak sedang membuat tanda
seperti orang bahula meninggalkan pertanda,
melainkan ingin mengubur kisah cinta kita yang muram.
Pada nisan-nisan tebing karang; sebagai makam.
Coba kini naikilah batu lancip itu dan ke kanan sedepa!
Disana akan kautemui ganasnya ombak badai dipekat malam,
Yang tak henti henti menghantam biduk kita
Lalu kuputar layar untuk menghindar; dalam derasnya hujan
yang menghalangi pandanganku, yang membuat perih mataku.
Tiba-tiba layar retak dihempas ombak
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!