Mohon tunggu...
Jantje Laimeheriwa
Jantje Laimeheriwa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Jantje Laimeheriwa

Jadilah orang yang berempati

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keseimbangan Hidup Manusia dan Alam Terganggu

6 Februari 2022   14:48 Diperbarui: 6 Februari 2022   15:13 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mencermati semua peristiwa dan musibah yang terjadi dalam Bangsa kita Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, baik peristiwa alam, non alam dan keributan manusia tidak lepas dari salah satu indikator yaitu keseimbangan hidup manusia dan alam sudah terganggu.

Manusia sudah tidak mencintai, menyayangi dan merawat alam sebagai  suatu wahana yang saling memberi kehidupan,  yang saling ketergantungan sehingga dengan tangan tangan yang serakah dan tidak bertanggungjawab dalam merusak alam karena kepentingan bisnis, kepentingan ekonomi, kepentingan golongan, kelompok tanpa memikirkan kehidupan orang lain dan kehidupan alam itu sendiri. Akibatnya terjadi macam musibah : tanah longsor, banjir bandang, angin siklon, gempa bumi, gunung meletus, tenggelamnya kapal, jatuhnya pesawat, laut bergejolak, darat bergejolak.  Peristiwa non alam, misalnya dengan adanya Pandemi  Covid 19 yg sudah 2 tahun melanda negeri, bahkan sudah muncul lagi varian varian baru, varian Omicron yang lagi memuncak. Kita sudah masuk lagi pada gelombang 3 virus corona dengan varian barunya.

Kapankah kita bisa lepas dari semua peristiwa ini dan bisa menikmati hidup sebagaimana biasanya ?Di lain pihak manusia juga ribut dimana mana karena masalah politik dengan segala intriknya. Pemilu/pemilukada masih 2 tahun lagi pelaksanaannya akan tetapi karena napsu birahi kekuasaan, kepentingan kelompok, golongan, identitatas, suku, agama dan ras sehingga dengan berbagai cara, upaya dan strategi untuk mencari panggung dengan cara cara yang tidak etis, tidak sopan dan tidak berbudaya. Saling memfitnah, saling memjatuhkan, menghina, menyebarkan isue isue yg tidak benar, hoax melulu.  Pokoknya cara apa saja untuk bisa meraih kekuasaan nantinya. Kita tidak pernah mengakui kelebihan orang lain itulah watak dan karakter orang Indonesia ?  Padahal mereka mereka itu adalah tokoh dan figur figur Bangsa, aset  yang dimiliki oleh  Bangsa dan Negara. 

Tetapi faktanya,  inilah problematika Bangsa dan Nwgara  yg kita hadapi hari ini. Orang orang di kampung hanya melihat, mendengar dan mencermati saja, padahal mereka yang selalu menerima dampaknya.

Bukankah ada hubungan yang sangat erat antara alam dan manusia yang mengelola dan menghuninya ??

Konon katanya jika alam bergejolak  maka ada energi yang dikeluarkan alam dan energi tersebut ditangkap oleh manusia dan oleh energi tersebut manusia akan ribut. Sebaliknya manusia ribut dimana mana dan  ada energi yang dikeluarkan akan ditangkap oleh alam lalu alam akan bergejolak, begitu seterusnya seperti sebuah cycle.

Entahlah !

Terlepas dari semua itu, hal yang perlu kita renungkan sebagai orang yang percaya kepada Allah, orang yang berIman, hendaknya kita bertanya apakah semua peristiwa dan musibah yang  kita alami, yang dialami oleh Bangsa dan Negara diluar   sepengetahuan Allah ? saya kira tidak, Allah tau semua yang terjadi dengan kita,  semua yang terjadi dengan Bangsa dan Negara ini.  Ataukah semua musibah dan peristiwa yang terjadi itu merupakan cara Tuhan untuk menegur dan menguji Iman kita, supaya ada pertobatan dari sikap dan karakter yang salah ?

Secara kolektif sebagai Bangsa dan Negara sebaiknya kita sadar dan bertobat. Allah senantiasa menyayangi kita semua, menyayangi Bangsa dan Negara sehingga IA masih menegor dan mengingatkan.

Sebagaimana yang dikemukakan sebelumnya bahwa keseimbangan alam dan manusia sudah terganggu terutama keegoisan manusia maka hendaknya kita sadar dan bertobat baik secara  pribadi, kelompok, golongan, agama, suku, ras dalam bingkai NKRI sehingga pada gilirannya kita hidup dalam suasana damai dan suka cita.

Bagian yang perlu kita lakukakan adalah : Berdamailah dengan Allah, Berdamailah dengan Diri, Berdamailah dengan Keluarga dan Berdamailah dengan Alam Lingkungan, selebihnya ada didalam kehendak dan otoritass Allah. 

Salam hormat dan salam sehat.

Jayapura, 6 Februari 2022

by, Jantje Laimeheriwa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun