Jika anda pernah atau jalan ke kisar, pasti anda temui di setiap desa dan dusun rumah rumah masyarakat memiliki nama.Â
Setiap rumah memiliki nama disetiap desa dan dusun, itu menandakan siapa/keluarga siapa, marga apa yang menempati rumah tersebut.Â
Kalau dahulu kala nama nama rumah masyarakat diambil dari bahasa daerah, tetapi sekarang karena perkembangan lalu banyak masyarakat sudah menggunakan bahasa indonesia.
Contoh di dusun yawuru nama rumah bahasa daerah misalnya maukay, pahionno, oplakunraram, koorwelhe, maplandoslo dan lain sebagainya. Contoh yang sudah menggunakan bahasa indonesia misalnya kampung baru, mawar indah, mangga dua, talake, singgah dulu, kuda mati, jambu indah dan lain sebagainya tetapi belum banyak yang menggunakan nama rumah yang berbahasa indonesia.
Sementara yang menggunakan bahasa daerah masih mendominasi dan masyarakat tetap mempertahankan nama daerah untuk pemberian nama rumahnya.Â
Mungkin didaerah lain juga ada yang melebeli rumah dengan nama rumah, tetapi dalam penataan pemerintahan apalagi yang sudah kelurahan selalu menata rumah dengan pelebelan RW dan RT
Dalam praktek di pulau kisar penyelenggaraan pemerintah maupun gereja tetap menggunakan nama rumah sebagai acuan dalam menata administrasi baik pemerintahan maupun gereja dan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Mungkin saja ada kekeliruan yang saya ungkapkan ini, tetapi ini fakta dan praktek yang sementara dilaksanakan.
Sebagaiman yang telah diungkapkan diatas tadi bahwa dari nama rumah kita bisa mengetahui siapa/keluarga siapa dan marga apa yang menempati rumah itu, ini dapat memberikan informasi yang pasti dan jelas tentang keberadaan masyarakat.
Ini sudah berlansung sejak leluhur, sejak dulu kala sampai sekarang. Dalam jangka panjang mungkin saja karena tuntutan penataan pemerintahan yang harus dilaksanakan tetapi kearifan lokal ini harus menjadi pertimbangan khusus karena mengandung nilai, manfaat dan informasi yang akurat tentang keberadaan masyarakat.
Manfaat yang bisa diambil dari pelebelan nama rumah ini sangat bermanfaat bagi pendatang baru di pulau  kisar seadainya mencari teman, kenalan atau lainnya akan lebih mudah mencari asal nama desa/dusun jelas maka nama rumah menjadi arah dan kompas untuk menemukan orang yang dicari.
Manfaat bagi anak anak kisar yang sudah lama di perantauan, biasanya berkesempatan pulang ke kisar biasanya sudah saling lupa karena mungkin pergi merantau, Â orang yang bertemu mungkn tidak saling kenal lagi.
Satu alat yang digunakan adalah tanya nama rumah, bapak nama siapa, tete nama siapa dari situ otomatis nama marga kita bisa tau dan orang yang kita tanya jelas asal usul.Â
Fakta ini saya ungkapkan karena ini pengalaman saya sendiri, selama 38 tahun baru saya kembali ke kisar dan saat itu saya ketemu dengan seorang anak SD lalu saya tanya tinggal dimana, nama rumah, nama bapak siapa? dan belum bisa tangkap dengan baik maka saya lanjutkan dengan bertanya lagi, kalau tete punya nama siapa?Â
Setelah anak ini beritau nama tetenya maka semuanya sudah jelas tentang anak ini, lalu saya bilang anak pulang sudah kebetulan anak ini lagi istrahat karena baru pulang dorong air dan lagi istrahat.
Jadi kesan saya saat itu memang penting nama rumah karena dari sana kita bisa telusuri asal usul seseorang.
Mungkin di pulau lain ada situasi dan kondisi yang sama seperti kisar tetapi saya tidak ungkapan karena tidak memiliki informasi.
Dengan demikian point yang saya mau sampaikan adalah kearifan kearifan lokal yang bertumbuh dan berkembang di masyarakat jangan sampai kedepan tergusur oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi karena kearifan kearifan lokal yang ada mengandung nilai nilai yang luar biasa (jl)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H