Mohon tunggu...
JANS TEDDY SIAGIAN
JANS TEDDY SIAGIAN Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Di UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

Hobi saya lebih mengarah ke menonton film

Selanjutnya

Tutup

Financial

Isu Terkini Kebanksentralan di Indonesia dan di Dunia

7 Desember 2022   16:30 Diperbarui: 7 Desember 2022   16:37 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dalam Perkembangan digital yang semakin maju pada saat ini baik di indonesia maupun di dunia dapat menciptakan isu-isu terkait dengan era digital yang semakin maju di tiap tahun nya dan semua masyarakat dibelahan dunia dipaksa untuk mengikuti perkembangan digital yang semakin maju tersebut. Yang mana dengan perkembangan digital yang semakin maju ini mungkin dapat menaikkan tingkat perekonomian negara tersebut. Namun pada artikel kali ini saya hanya membahas perkembangan digital 4.0, dimana era digital 4.0 yaitu era dimana menciptakan kolaborasi antara teknologi siber dan teknologi otomatisasi.

Era revolusi 4.0 tidak hanya mempengaruhi industri namun juga mempengaruhi di sektor keuangan seperti mulai muncul nya aplikasi -- aplikasi pembayaran online dan lain lain. Selain itu dapat kita lihat bagaimana era 4.0 mempengaruhi Bank Sentral di Indonesia dan dunia, atau kita dapat menyebut nya dengan Bank Sentral digital 4.0. 

Bagaimana keadaan Bank Sentral di era digital 4.0 ?

Sebelumnya tentu kita sudah paham mengenai apa itu Bank Sentral. Mungkin defenisi singkatnya bisa dikatakan bank sentral merupakan sebuah lembaga yang bertanggung jawab untuk mengawasi keadaan sistem moneter suatu negara dan memiliki wewenang untuk mengawasi kebijakan moneter  yang mana kebijakan ini dilakukan untuk menjaga stabilitas mata uang dan lain-lain. Contoh dari Bank sentral adalah seperti Bank Indonesia dll. Mungkin dengan penjelasan singkat diatas teman teman pembaca sudah paham atau sudah bisa mengenal  apa itu bank sentral.

Selanjutnya, yaitu bagaimana bank sentral di era digital 4.0 ? apakah bank sentral mengikuti dan menerapkan perkembangan digital tersebut ? atau hanya sekedar mengikuti saja. Nah disini akan dibahas bagaimana Bank Sentral di era digital 4.0. seperti yang sudah dibahas sebelumnya Bank sentral di indonesia adalah Bank Indonesia. Nah sekarang kita lihat bagaimana Bank indonesia menerapkan perkembangan digital 4.0 guna untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah.

Bank Digital diera digital meluncurkan layanan keuangan digital (LKD) yang mana layanan ini adalah kegiatan layanan jasa sistem pembayaran dengan menggunakan teknologi mobile bassed maupun web based dan jasa pihak ketiga (agen). Untuk lebih memahami tentang apa itu LKD 9 ( Layanan Keuangan Digital ) dapat kita lihat pada website resmi Bank Indonesia. Namun secara singkat layanan LKD dapat disebutkan seperti :

  • Registrasi pengguna jasa
  • Pengisian ulang (top-up)
  • Pembayaran atas tagihan
  • Tarik tunai dan /atau
  • Layanan lain yang disetujui oleh Bank Indonesia

Semua Penyelenggaraaan diatas dapat dilakukan dengan berbasis nomor telepon genggam sebagai nomor uang elektronik yang mana dalam penggunaan nomor telepon tersebut ada hal yang perlu diperhatikan dan hal tersebut dapar kita baca pada website resmi Bank Indonesia.

Dari penjelasan mengenai LKD diatas tentu selanjutnya kita bertanya -- tanya bagaimana kebijakan sistem pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai Bank Sentral di era digital pada saat ini. Oleh karena itu Bank Indonesia menciptakan atau membuat BSPI (blueprint sistem pembayaran indonesia) 2025 yang mana tujuan dari BSPI ini adalah untuk menavigasi sistem pembayaran di era ekonomi dan keuangan digital. Selanjutnya blueprint memiliki 5 (lima) visi antara lain  working group, yaitu open banking , sistem pembayaran ritel, sistem pembayaran nilai besar dan infrastruktur pasar keuangan, data dan digitalisasi, dan reformasi regulasi perizinan, dan pengawasan. Dan BSPI 2025 ini akan diwujudkan melalui 23 key deliverables yang akan diimplementasikan secara bertahap dalam kurun waktu tahun 2019 sampai 2025 (sumber https://www.bi.go.id/id/fungsi-utama/sistem-pembayaran/blueprint-2025/default.aspx).

Selanjutnya bagaimana Kebijakan sistem pembayaran tersebut dalam mengatasi atau berperan dalam perekonomian :

  • Stabilitas keuangan

Gangguan pada sistem pembayaran akan menyebabkan keterlambatan atau kegagalan kewajiban pembayaran, yang pada giliran nya kan menyebabkan penurunan kepercayaan publik terhadap likuiditas dan stabilitas sistem keuangan dan perbankan

  • Instrumen Kebijakan Moneter

Dengan sistem pembayaran yang lancar, kebijakan moneter dapat mempengaruhi likiuditas ekonomi sehingga proses transmisi kebijakan moneter dari sistem perbankan ke sektor rill dapat berjalan lancar.

  • Efisiensi Ekonomi

Keterlambatan dan ketidakakuratan dalam pembayaran akan menganggu perencanaan keuangan bisnis dan pada akhirnya akan mengakibatkan penurunan produktivitas ekonomi.

Selain itu dalam Bank Indonesia dikenal dengan instrumen dalam sistem pembayaran yaitu :

  • Bentuk fisik , dapat berupa :
  • Warkat : cek, bilyet, giro nota debet, dan nota kredit
  • Kartu : kartu kredit, kartu debet, kartu ATM, smart cards
  • Tanpa fisik : Internet atau telepon
  • Sistem Pengamanan, untuk memastikan bahwa instruksi diberikan oleh yang berhak/pemilik rekening, dan bukan merupakan pemalsuan. Bentuk Pengamanan sangat tergantung pada bentuk fisik.
  • Basis Pembayaran, terdapat dua jenis, yaitu :
  • Debit-Based : penyampaian instruksi pembayaran dari pembayar ke penerima dana
  • Credit-based : dimulai dengan penyampaian instruksi pembayaran dari pembayar ke bank pembayar selanjutnya disampaikan ke bank penerima

Lantas Apa yang Menjadi Isu bagi Bank Sentral Di Indonesia dan Dunia ?

Isu yang beredar selama ini sudah kita tahu bahwa banyak tersebar dimedia sosial bahwa beberapa negara termaksuk Indonesia akan mengalami resesi tahun 2023. Sebelumnya defenisi dari resesi adalah kemerosotan ekonomi yang menurun secara signifikan dalam waktu stagnan dan lama, salah satu faktor dari resesi adalah mungkin bisa dikatakan perkembangan teknologi. Lantas apakah resesi berhubungan dengan inflasi? Menurut saya inflasi dapat menjadi penyebab munculnya resesi dikarenakan ketika terjadi inflasi kemungkinan Bank Sentral di Indonesia dan dunia akan menaikkan suku bunganya dengan demikian hal tersebut dapat membuat munculnya resesi. Oleh karena itu baik Bank Sentral di Indonesia dan dunia dapat memberikan solusi -- solusi yang dapat mengatasi permasalah ekonomi tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun