Mohon tunggu...
Jannatul H Anuar
Jannatul H Anuar Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

ingin lebih baik dari waktu ke waktu, semoga!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Buya Haji Mawardi

15 Oktober 2012   14:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:49 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Artikel ini pernah dimuat di Harian Haluan, Rabu 26 September 2012, halaman 6, dengan judul "Mengenang Buya Haji Mawardi Muhammad". Dalam bentuk epaper silahkan diakses link berikut: issuu.com/haluan/docs/hln260912

Oleh: Jannatul H Anuar, MA*)

Perannya dalam dunia pendidikan Islam tidak dapat dinafikan. Namun kajian ilmiah terhadap biografi dan kiprahnya tidak banyak dilakukan sebagaimana tokoh besar Minang lainnya. Justeru, acapkali orang menduga bahwa yang dimaksud dengan Buya Mawardi itu ialah Mawardi Labay el-Sulthani, pemilik al-Mawardi Prima di Jakarta atau ‘Ali Muhammad al-Mawardi, pengarang al-Ahkam al-Sulthaniyah yang terkenal belaka itu. Padahal bukan mereka. Melainkan ianya Buya Haji Mawardi Muhammad, seorang tokoh pendidik, ulama hadis terkemuka dan penulis produktif di zaman serba sulit.

Ulama besar ini dilahirkan di Bulaan Kamba, Kubang Putih pada hari Jumat, 10 Oktober 1913H bersamaan 9 Zulkaedah 1331M. Beliau adalah anak sulung dari empat bersaudara, Syamsu, Husainah dan Jalisah. Ayahnya, Muhammad berasal dari suku Salayan Chaniago, merupakan seorang saudagar kain di Bukittinggi. Manakala ibunya, Khuzaimah berasal dari suku Simabur, merupakan seorang ibu rumah tangga. Keduanya berasal dari daerah yang sekarang dikenali sebagai Bulaan Kamba, Nagari Kubang Putih, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Yasminar dan Rusyda, 2011).

Menurut Indra Gamal dan Irwan Natsir (1988), Buya Haji Mawardi telah melalui pendidikan dasar dan menengah di Sekolah Rakyat Agam I Bukittinggi dan Vrobel School (1919); Sekolah Rakyat di Pakan Ahad Kubang Putih (1920-1921); Gouvernement School(1922-1925); Madrasah Diniyah Bulaan Kamba (1922-1924); Kelas III Thawalib School dan Diniyah School Padang Panjang (1925-1926); Madrasah Diniyyah Bulaan Kamba (1926); Kelas IV Sumatera Thawalib Parabek (1927); Kelas V-VI Thawalib School dan Diniyyah School Padang Panjang (1928-1930). Selain pendidikan formal di atas, mengikut Hambali Syarkawi (1990), Buya Haji Mawardi juga berkesempatan mengikuti beberapa kursus, diantaranya kursus bahasa Belanda (1936) dan bahasa Inggeris (1938).

Antara guru-guru Buya Haji Mawardi yang terkenal ialah Syeikh Dr Abdul Karim Amrullah, Syeikh Ibrahim Musa Parabek, Engku Mudo Abdul Hamid Hakim, Prof KH Zainal Abidin Ahmad, Buya Ahmad Syukur Sulaiman, Buya Duski Samad, Buya Labai Khatib, dan banyak lagi. Meskipun tidak belajar secara langsung ke Tanah Arab, namun riwayat keilmuan beliau tetap kosmopolitan dengan ulama Haramain. Jaringan keilmuan beliau terhubung melalui gurunya Inyiek Dr dan Syeikh Ibrahim Musa. Karena itu, bila dikaji secara seksama, beliau memiliki kapasitas ilmiah yang mumpuni. Sebagaimana dua orang gurunya yang juga tamatan dalam negeri, Engku Mudo dan Zainal Abidin Ahmad, menulis karya-karya besar dalam bidang fikih dan usul fiqh berbahasa Arab serta ilmu tata negara dalam Islam, maka beliau turut melahirkan puluhan karya berbahasa Arab, utamanya dalam bidang hadis.

Di antara karya-karya beliau itu ialah Risalah Cara Puasa Nabi Muhammad (1934); Hidayah al-Bahith fi Mustalah al-Hadith (1936); Jawahir al-Ahadith al-Nabawiyah (1937); al-‘Arud al-Wadihah (1939); al-Usul al-Nahwiyyah (1942); Sabil al-Zarf fi ‘Ilm al-Sarf (1947); al-Ahadith al-Mukhtarah, juz 1-3(1951); Ilmu Mushthalah Hadits (1957); ‘Ilm al-Tafsir (1966); al-Ahadith al-Mukhtarah wa Sharhuha, juz 3-6(1970); Ilmu Faraidl-Fikhi Mawarits (1982); Fi Ma’rifah al-Fasahah wa al-Balaghah (t.th); dan Ma’ani al-Hadith (t.th).

Melihat karya-karya di atas, dapat disarikan bahwa Buya Mawardi memiliki ilmu alat yang sangat baik, sehingga beliau dapat melahirkan khazanah yang sedemikian rupa. Bagi beliau, sepertinya bahasa tidak cukup untuk dituturkan, melainkan ianya mesti menjadi sarana untuk mempelajari khazanah Islam lalu menuliskannya kembali dengan bahasa yang ringan.

Selain aktivitas menulis, beliau juga bekerja sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi. Meskipun pernah menjadi pegawai negeri sipil (1950-1957), justeru beliau tidak pernah meninggalkan Perguruan Thawalib sejak menjadi guru (1931) di bekas kampusnya itu, lebih-lebih setelah diangkat menjadi pimpinan (1959), hingga ke ujung hayatnya. Membangun pendidikan di zaman perang dan pergolakan bukanlah perkara mudah. Apalagi dengan fasilitas yang tiada apanya. Seringkali kegiatan belajar terhenti karena harus mengungsi, menghadapi penjajah-kolonial dan sebagainya.

Kiprahnya dalam memajukan IAIN Imam Bonjol, semenjak PTAI tersebut ditubuhkan, tidak boleh diremehkan. Hampir setiap fakultas di institusi pendidikan tinggi Islam tersebut pernah beliau singgahi untuk mengajar, sebutlah Fakultas Dakwah, Tarbiyah, Syariah mahupun Ushuluddin. Bahkan beliau pernah menjabat Wakil Dekan Tarbiyah (1965-1966) di masa-masa transisi pemerintahan Indonesia dari ORLA ke ORBA yang berdarah-darah itu. Dan masih banyak lagi bentuk aktivitas keumatan dan keislaman beliau di masa hidupnya, yang kalau diceritakan akan mengambil ruang yang lebih besar.

Sebagai pendidik di serata perguruan, tidak mencengangkan bila beliau mempunyai murid-murid yang ramai. Antaranya yang terkenal ialah Prof. Dr. Ali Hasjmi, Prof. Dr. Mansur Malik, Prof. Dr. Amir Syarifuddin, Prof. Dr. Duski Samad, Prof. Dr. Tamrin Kamal, Prof. Dr. Edi Safri, Prof. Dr. Sirajuddin Zar, Prof. Dr. Kurnia Ilahi, Prof. Dr. Rifyal Ka’bah, Prof. Dr. Syaifullah SA, Dr. Syafruddin, Dr. Buchari Mukhtar, Dr. Sabiruddin Juli, Dr. Syari bin Sumin, Ustaz Haji Oemar Bakry (Penulis Tafsir Rahmat), H.S.M Nasaruddin Latif (Bapak BP4 Indonesia), Dahlan Ibrahim (Menteri Negara Urusan Veteran Kabinet Ali Sastromijojo II, 1956-1957), KH. Imam Zarkasyi (Pengasas Ponpes Modern Gontor), dan ramai lagi. Bahkan mungkin hampir separuh, kalau tidak boleh mengatakan semua professor yang ada di lingkungan IAIN Imam Bonjol sekarang ini adalah bekas anak didiknya. Karena itu, ada benarnya ungkapan Buya Haji Masoed Abidin (2011), “Beliau itu seorang dosen yang luar biasa. Hari ini, justeru ramai dosen yang biasa di luar. Meskipun bukan seorang professor, namun beliau telah ikut melahirkan puluhan professor”.

Buya Mawardi telah menghembuskan nafasnya yang terakhir pada pagi hari Jumaat, 30 Desember 1994M bersamaan 27 Rajab 1415H, jam 05.50 WIB, di Rumah Sakit Islam Yarsi, Bukittinggi (Yasminar, 2011). Ulama kharismatik, guru penuh dedikasi dan penulis produktif itu tutup mata dalam lingkungan usia 81 tahun dalam bilangan tahun masihi dan 83 tahun dalam hitungan tahun hijri. Jasadnya dikebumikan di sebelah kiri mihrab Masjid Perguruan Thawalib Padang Panjang. Semoga di tahun yang ke 99 tahun ini, alm. Buya Haji Mawardi senantiasa dalam rahmat dan kasih-Nya. Demi mengenang jasa baik beliau, tulisan ini dihadirkan, agar kita semua dapat merenung dan mengambil iktibar. Berharap tahun depan, tulisan mengenang se-abad Buya Haji Mawardi akan lebih meriah dan berisi! Amin.

Brunei Darussalam, 18 September 2012M/2 Zulkaedah 1433H

*)Pelajar S.3 (Ph.D) di SOAS Centre for Islamic Studies, Universiti Brunei Darussalam. Memperoleh Ijazah S.1 (S.ThI) bidang Tafsir Hadis dari Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin, IAIN Imam Bonjol dan S.2 (MA) bidang Hadis dari Jabatan al-Quran dan al-Hadith, Akademi Pengajian Islam, Universiti Malaya.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun