Mohon tunggu...
Jannara Dewaji
Jannara Dewaji Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

J

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Superman Dalam Hidup

5 Juni 2022   09:15 Diperbarui: 5 Juni 2022   09:19 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Dulu ketika pendaftaran kuliah, sempat terbesit dalam pikiran saya bahwa saya ingin masuk ke dalam jurusan pertanian, sedangkan ayah saya menginginkan saya untuk masuk kedalam teknik sipil. Tetapi ayah saya berkata "semua keputusan ada di tangan kamu, bapak tidak memaksakan". 

Tapi saya gagal ketika masuk jurusan pertanian akhirnya saya mencoba untuk masuk ke uin. Awalnya saya mendaftar di salah satu uin di Jawa Tengah di jurusan Ilmu Falaq alhamdulillahnya diterima. Dan lagi ayah saya memberikan pandangannya tentang jurusan tersebut, dan dia lebih merekomendasikan untuk masuk UIN Malang ke Jurusan Perbankan Syariah, akhirnya saya putuskan untuk masuk ke UIN Malang lewat jalur mandiri.

Tetapi masalah baru muncul ketika baru pertama kali masuk UIN Malang. Yang mana uang yang disiapkan ayah saya untuk masuk UIN itu ternyata tidak cukup sehingga ia terpaksa berhutang kepada saudaranya. Kenapa saya bisa tau ? karena waktu itu saya melihat riwayat transaksinya dan di riwayat transaksi itu tertulis dengan jelas untuk keperluan saya. Dan pada saat itulah saya sadar bahwa ayah saya sudah rela untuk melakukan apa saja demi anaknya untuk bisa meraih masa depan yang lebih tinggi dibandingkan dirinya sendiri.

Hal yang membuat saya merasa sedih adalah ketika momen dimana adik ayah saya meninggal, dan baru pada saat itu saya melihat ayah saya meneteskan air matanya di depan mata saya sendiri. Dia bahkan sampai rela tidak bisa melihat saudaranya untuk terakhir kalinya dikarenakan pekerjaannya yang tidak bisa ditinggalkan juga. 

Barulah ketika weekend ayah saya mengajak kami semua untuk pulang kampung untuk berziarah ke makam adiknya. Dari nada bicaranya saja ketika berbicara dengan istri adiknya saya bisa merasakan bahwa dia merasakan kehilangan yang sangat mendalam. Tetapi dia masih professional dengan pekerjaannya ketika dihadapkan masalah yang sangat berat.

Mungkin itu saja yang dapat saya ceritakan apa saja hal -- hal yang dapat saya teladani dari ayah saya. Satu hal yang pasti ayah saya tidak pernah putus asa dalam menghadapi segala permasalahan yang ada didepannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun