Mohon tunggu...
Enur Janah
Enur Janah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang Pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terpesona Keasrian Desa

7 September 2021   23:37 Diperbarui: 7 September 2021   23:40 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mentari di ufuk timur mulai menampakkan sinarnya, kulihat dari jendela kamar, gelap malam berangsur hilang berganti terang.

Ku beranjak menuju halaman untuk menghirup udara segar.

"Alhamdulillah, ku masih bisa melihat cakrawala di pagi hari yang cerah ini," ucapku dalam hati.

Sepoi angin yang mengguncang daun pohon kelapa di area persawahan dekatku berada, terasa dingin menusuk tulang.

Sehingga tidak lama aku kembali ke posko dan bersiap untuk menjalani rutinitasku.

Selesai sarapan pagi bersama kawan-kawan seperjuangan, aku bergegas menuju suatu kampung menyusuri jalanan aspal.

Sejauh mata memandang, jalanan itu dikelilingi pohon bambu yang menyejukkan pengguna jalan, berkelok dan melewati area persawahan.

Sampai akhirnya aku dan kawan-kawanku tiba di tempat tujuan.

Ku melihat sebuah pemandangan yang khas pedesaan ketika menelusuri jalan di sana.

Pandanganku tertuju pada jalan cukup lebar dan panjang yang belum tersentuh aspal alias masih berbentuk tanah. Di pinggirnya terdapat area persawahan yang membentang hijau dan diapit sungai.

Lalu-lalang warga membawa alat-alat pertanian menuju sawah melewati jalan itu tampak ramah, ketika aku mencoba menyapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun