Mohon tunggu...
R. Janah Bunda Savita
R. Janah Bunda Savita Mohon Tunggu... Guru - Kompasianer Brebes Community Jawa Tengah

Menulislah Pasti Bertambah Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dari Rias Manten Sampai Telor Asin Harti

16 Mei 2020   20:32 Diperbarui: 16 Mei 2020   20:41 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut gugustugas percepatan penanganan covid-19, pasien positif Corona semakin hari terus bertambah. Data menyebutkan saat ini jumlah positif 17.025, sembuh 3.911 dan meninggal dunia 1.089 (kompas.com,16/5/2020). Sampai kapan wabah ini akan terus terjadi. 

Akibat dari semua ini, sektor ekonomi mengalami goncangan berat. Banyak pengangguran dan usaha gulung tikar. Bahkan kriminalitas meningkat akibat susahnya mendapatkan uang untuk sekedar membeli makanan.

Banyak perantau yang akhirnya pulang kampung halaman, karena mereka beranggapan meskipun tak ada pekerjaan kalau di kampung masih bisa makan dari hasil kebun atau bantuan orang tua/saudara.

Tidak hanya perantau yang menjerit karena krisis ini. Usaha kecil di desa pun kena imbasnya. Contohnya saja di Dukuh Wijahan Desa Cenang, Kecamatan Songgom, Kabupaten Brebes. Di sini banyak pelaku usaha kecil. Sebut saja usaha rias pengantin yang dijalani oleh Laeli Hayati. 

Selama Pandemi, usaha rias pengantin nya begitu sepi. Tak ada satupun yang menggunakan jasanya. Bagaimana tidak, hajatan dan kegiatan lain yang mengumpulkan masa dilarang. Padahal, setiap kali peringatan Kartini saja dia bisa menerima orderan dari pagi sampai sore.

Apalagi nanti bulan Syawal, bulan nikah katanya. Biasanya Laeli sudah kebanjiran job jauh-jauh hari. Kali ini nihil.

Di tempat lain yang ikut usahanya juga surut adalah Telor Asin Harti. Di hari biasa 400-500 butir bisa habis dengan cepat, tapi karena Corona 400 pun berhari-hari baru bisa habis terjual. Tidak ada pesanan untuk hajatan, selamatan, tahlilan, dan sekedar untuk oleh-oleh.

Solikha, pengusaha telor asin ini biasanya sudah menyetok sampai 30.000 telor di hari spesial Idul Fitri. Pemudik akan memburu dagangannya sebagai oleh-oleh khas Brebes. Namun kali ini dia hanya menyetok 7.000 saja Karena mudik dilarang serta daya beli masyarakat berkurang.

Lalu apa yang mereka lakukan untuk menangani hal tersebut?

Pastinya mereka mempunyai cara tersendiri. Menyalahkan keadaan atau berputus asa bukanlah jalan keluarnya.

Laeli, mencoba bisnis baru yaitu membuat aneka bolu , nugget ayam, kue ulang tahun, nastar, dan aneka kue lebaran lainnya. Dia mempromosikan nya melalui WA dan Facebook. Dan hasilnya lumayan, banyak pembeli yang minat dengan dagangannya. Dengan begitu, paling tidak selalu ada pemasukan sebagai pengganti dari usaha rias mantennya.

Lain lagi Solikha, dia berkeliling desa lain guna menghabiskan dagangannya. Biasanya tak perlu berkeliling pun telor asinnya laris manis diserbu. Tapi kali ini dia harus jemput bola, kalau tidak pastinya merugi.

Setiap orang mempunyai cara tersendiri mengatasi masalah di kondisi seperti ini. Lalu saya bagaimana? Saya seorang guru, yang hampir 2 bulan lebih harus bekerja dari rumah. Bukan libur melainkan belajar secara daring. Hampir setiap hari memantau aktifitas anak didik.

Bagaimana dengan keuangan saya? Ya seperti itulah, mau blak-blakan sepertinya kurang etis..heeee...yang jelas Alhamdulillah masih bisa makan hari ini dan besok. 

Seperti nasehat Al-Qur'an, jika kamu bersyukur nikmat akan ditambah. Jika kufur nikmat, akan sengsara. Jadi, bersyukur saja dengan yang ada tapi usaha pun tetap dijalankan.

Kbc-40

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun