Ruangan itu berukuran 4x4 meter persegi saja. Ada lemari tua coklat berdiri kokoh di samping jendela yang tertutup. Isinya berwarna-warni buku dengan bermacam jenisnya. Terdapat juga meja kecil dan kursinya. Tampak debu tebal menyelimuti meja tersebut sebagai tanda tak pernah dipakainya lagi.
Muncul seorang laki-laki muda memasuki ruangan itu. Dia berusaha membuka jendela yang agak susah karna terlalu lama tertutup. Diletakkan hp nya di atas meja dan mengambil satu buku. Ditiupnya buku itu. Alhasil batuklah dia. Diapun pergi dari ruangan itu. Mungkin ingin minum.
"uhuk..uhuk..uhuk"
"hasyihhh..hasyihh...hasyihhh"
Satu sisi terdengar batuk sedang yang lainnya bersin-bersin.
"Hey buku lapuk kamu gak pernah dibersihin yah. Kotor berdebu bikin bersin",gerutu si hp android.
"Maaf Ndro gak sengaja",jawab buku meminta maaf.
"Sembarangan kalo manggil,asal Ndro emangnya aku Mas Indro Warkop",timpal hp android
Hp android menyalahkan bukuyang tak pernah dibersihkan. Terjadilah obrolan sengit diantara mereka.
"Pantas saja lah kotor, gak pernah dibuka dan dibaca lagi. Boro-boro dibaca, dipegang aja gak. Duhh kasian amat yah nasibnya",singgung hp.
"Kamu baru lahir tahun kemarin aja udah sombong. Aku lahir sepuluh tahun yang lalu. Dicetak berkali-kali. Ada tanda tangan dari penulisnya lagi",bela buku.
"Halahhhh...ibarat kata habis manis sepah dibuang. Dulu dipuja sekarang cuma penunggu lemari tua",ejek hp.
"Kamu juga bentar lagi diganti sama yang lebih canggih",balas buku.
"Sekarang itu emang zamannya teknologi. Lewat aku semua informasi terbaru dan terkini bisa diakses manusia. Tak perlu menunggu lama. Kaya tahu bulat anget-anget langsung santap. Tak payah lah membeli buku dulu atau koran"
"Tapi semua penulis ingin membukukan hasil karyanya. Tidak hanya disimpan di kamu aja hp"
"Ahhh lawong kamu aja ada kok di aku. Tinggal klik cari bakalan ketemu. Itupun kalo kamu terkenal..haaaaaa"
Hp android menertawakan buku. Dia menganggap buku ketinggalan zaman. Sekali baca selesai ya sudah tak perlu dibaca lagi. Kalau hp, setiap detik setiap saat dimana saja bisa langsung buka. Tinggal tal tul mau cari apa saja ada semua dalam genggaman. Tak perlu banyak beli buku buat dapat informasi berbeda.
Tapi buku pun tak mau disepelekan. Dia berpendapat orang hebat di dunia, mau ilmuwan, politikus, negarawan, seniman bahkan pengarang-pengarang kecil pun menuliskan karyanya dan membuatnya dalam sebuah buku. Mereka bangga kalau karyanya dihargai dan dibaca lewat buku. Meskipun teknologi semakin canggih, namun buku tetap di hati. Masih banyak peminatnya. Ada sensasi tersendiri saat membaca buku.
Perpustakaan pun masih banyak penggemarnya. Buku masih menjadi rujukan orang-orang sebagai sumber ilmu. Mahasiswa akan memburu barbagai macam buku untuk referensi skripsinya. Â Begitu juga dengan pelajar lainnya. Buku rujukan pertama.
Si buku dan hp android terdiam saat si empunya rumah masuk ke ruangan lagi. Dia membersihkan ruangan itu sampai kinclong. Kemudian dia duduk dan membaca buku itu sembari minum kopi dan mendengarkan lagu dari hp nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H