Mohon tunggu...
R. Janah Bunda Savita
R. Janah Bunda Savita Mohon Tunggu... Guru - Kompasianer Brebes Community Jawa Tengah

Menulislah Pasti Bertambah Ilmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Muridku sayang

28 Februari 2019   11:04 Diperbarui: 28 Februari 2019   11:12 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bukankah kau datang ke sekolah tuk mencari ilmu nak?

Tapi kenapa aku harus berlarian mengejarmu ketika bel masuk berbunyi?

Kenapa tak kau hiraukan kicauan penjelasanku?

Cita-cita mu menjadi dokter

Lalu kenapa kau tak mau belajar?

Apa maumu muridku sayang?

Orang tuamu sendiri menitipkan mu padaku

Padahal kau bukan anakku

Aku harus menjagamu dari pagi sampai petang

Padahal anakku sendiri aku tinggalkan di rumah

Ketika kau salah akupun disalahkan

Ketika kau hebat orang tuamu yang dibanggakan

Muridku sayang

Duduklah manis di bangku mu

Dengarkanlah dongenganku tentang mimpi sukses

Muridku sayang

Ocehanku,kemarahanku,dan teguranku tak kan membunuhmu

Itu hanya butiran debu tanda sayangku padamu

Kalaupun engkau sukses nanti

Aku tak memintamu datang padaku

Cukup kau simpulkan senyum

Paling tidak kau masih mengingatku

Muridku sayang

Akulah gurumu malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun