4. Penegakan Hukum
Praktik dukun santet yang berujung pada tindakan merugikan harus ditindak tegas oleh pihak berwenang. Meskipun praktik ini berkaitan dengan kepercayaan budaya, tindakan yang merugikan orang lain harus dilawan. Pihak kepolisian dan aparat hukum perlu dilibatkan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat yang menjadi korban tuduhan atau praktik santet. Penegakan hukum yang adil dan transparan dapat mencegah terjadinya tindakan kekerasan dan menciptakan rasa aman di masyarakat.
5. Dukungan Psikologis
Memberikan dukungan psikologis kepada individu yang merasa tertekan akibat praktik dukun santet sangat penting. Layanan konseling dan terapi dapat membantu mengatasi trauma atau ketakutan yang mereka alami. Selain itu, menciptakan kelompok dukungan bagi masyarakat untuk berbagi pengalaman dan memberikan saling dukung dapat memperkuat secara mental. Program-program ini dapat dilakukan oleh pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, atau organisasi agama.
6. Kolaborasi dengan Tokoh Masyarakat
Melibatkan tokoh masyarakat, seperti pemimpin agama, tokoh adat, dan tokoh pemuda, sangat penting dalam mengatasi isu ini. Mereka memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk pola pikir dan perilaku masyarakat. Dengan melibatkan mereka dalam sosialisasi dan dialog, pesan tentang bahaya dukun santet dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat. Tokoh masyarakat juga dapat berperan sebagai penengah dalam konflik yang muncul.
Isu dukun santet di Banyuwangi adalah masalah kompleks yang memerlukan perhatian dari berbagai pihak. Melalui pendekatan yang mengedukasi, pemberdayaan ekonomi, pendekatan kultural, penegakan hukum, dukungan psikologis, dan kolaborasi dengan tokoh masyarakat, diharapkan masyarakat dapat mengubah dari praktik-praktik ilmu supranatural yang merugikan menuju cara penyelesaian masalah yang lebih baik. Perubahan ini memerlukan komitmen dan usaha bersama, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, masyarakat Banyuwangi dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman, sehat, dan harmonis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H