Pada akhirnya penduduk terbujuk untuk menjual tanahnya pada pemerintah. Akibatnya mereka tidak punya garapan sawah dan tidak punya pekerjaan. Selain itu kampung mereka menjadi gersang karena banyak hutan yang ditebang menjadi pertambangan.
      Di dunia nyata, penambangan dapat menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan rawa.
- Perusakan Habitat
      Salah satu saksi yang diundang dalam peradilan adalah ahli ornitologi, ilmuwan yang berkecimpungan di dunia burung. Beliau menjelaskan bahwa  pertambangan menyebabkan rusaknya habitat burung endemik. Akibatnya burung-burung tersebut berpindah ke lokasi lain seperti pemukiman penduduk. burung tersebut tentunya akan mengalami kesusahan dalam beradaptasi di lingkungan baru sehingga terjadilah penurunan populasi .
      Tentunya perusakan habitat ini sering kita temui di kehidupan nyata dan mengancam keberlangsungan satwa endemik disana. Banyak hewan yang tersasar ke pemukiman warga seperti macan, orang utan bahkan gajah. Itu semua dikarenakan habitat mereka yang diambil paksa oleh manusia terutama perusahaan tambang.
- Potensi Bencana Geologis
      Tak hanya ahli ornitologis. Ahli geologipun dihadirkan oleh aktivis lingkungan di meja peradilan tersebut. Ia menjelaskan bahwa letak pertambangan berpotensi menimbulkan bencana longsor dan juga berkurangnya sumber air tanah.
      Sungguh benar dengan yang diucapkan saksi ahli geologi tersebut. banyak di antara kita, perusahana tambang yang meremehkan dampak lingkungan yang terjadi dan mengenyampingkan AMDAL yang telah dibuat. Akibatnya terjadilah bencana alam yang tidak terduga dan menyengsarakan masyarakat sekitar misalnya longsor, kekeringan, banjir, gas bumi yang bocor seperti kasus lumpur lapindo dan masih banyak lagi.
      Demikianlah isu lingkungan dalam novel "Teruslah Bodoh Jangan Pintar". Novel yang akan membuka mata dengan isu-isu yang krusial dan sedang hangat diperbincangkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H