Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Belajar dari Pengrajin Kayu Osing Craft, Meniti Proses dan Perkembangan Usaha

13 Januari 2022   22:23 Diperbarui: 13 Januari 2022   22:51 1372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wawancara dengan Mas Makki selaku pemilik usaha/dokpri

 Desa Paspan yang terletak di kawasan Ijen Geopark ternyata memiliki kekhasan tersendiri. Banyak pengrajin handal yang kami temukan disini. Salah satunya adalah pengrajin piring kayu dan talenan yang berada di Dusun Sukosari Desa Paspan.

 Tim KKM Minak Jinggo, salah satu kelompok kerja KKM-DR UIN Malang berkesempatan  untuk berkunjung dan mengobservasi sentra kerajinan kayu tersebut. Dipimpin oleh Erwin Handoko, Tim KKM melakukan wawancara eksklusif dengan pemilik kerajinan yaitu Mas Makki.

Wawancara dengan Mas Makki selaku pemilik usaha/dokpri
Wawancara dengan Mas Makki selaku pemilik usaha/dokpri

Mas Makki menjelaskan bahwa usaha yang ia kerjakan ini bukanlah usaha yang berdiri sendiri melainkan mitra kerja dari sebuah perusahaan bernama Osing Craft. 

Tempat ini sendiri merupakan tahap kedua dalam produksi yang berupa penghalusan kayu. Dimana tahap pertama yaitu pembentukan piring berada di Desa Banjarsari sedangkan tahap ketiga yaitu finishing berupa pengecatan dan pengobatan berada di Istana Gandrung Kecamatan Licin.

                Jenis Kayu

Pemilihan kayu dalam produksi merupakan tahap yang penting karena menentukan kualitas dari piring itu sendiri. Biasanya kayu yang dipakai adalah kayu trembesi (paling murah ), mahoni, jati dan sonokeling. Dari semua itu jati dan sonokleing bernilai paling mahal karena mempunyai motif yang unik sedangkan kayu mahoni meskipun wangi tidak terlalu diminati karena tidak memiliki motif.

                Proses Produksi

Produk yang dihasilkan dari usaha kerajinan ini mencakup piring kayu dengan berbagai diameter (kecil dan besar) lalu juga ada talenan kayu, atau piring kotak yang biasa digunakan untuk restoran maupun cafe. Sutil atau spatula juga dproduksi disini. Perlu diketahui bahwa semakin kecil bentuk produk makan semakin susah tingkat kesulitan dalam produksi.

Lalu bagaimana jika gagal ? Mas Makki menambahkan jika ada produk yang gagal dalam pemrosesan, maka produk itu akan dikumpulkan lalu dikembalikan ke tempat asal. Biasanya faktor kegagalan produksi disebabkan bahan kayu yang lunak dan tidak pecah.

Alat produksi dirakit sendiri menggunakan amplas kayu yang dihubungkan dengan rotor ke mesin diesel. Komponen terpenting dalam produksi ini adalah mata amplas yang memiliki bentuk dan fungsi masing-masing dan setiap pekerja punya pos masing-masing dalam pengamplasan ini.

Terakhir sebelum finishing, produk-produk tersebut diberi obat atau senyawa kimia agar tahan terhadap rayap dan juga jamur.  Setelah itu baru tahap finishing agar terlihat cantik.

Osing Craft selaku perusahaan yang menaungi kerajinan inilah yang bertugas memasarkan produk  se-Indonesia dan yang paling lumrah adalah pengiriman ke Pulau Bali. Bahkan terkadang pengiriman dapat sampai ke luar negeri seperti Korea.

Salah satu teman KKM mencoba proses penghalusan piring kayu/dokpri
Salah satu teman KKM mencoba proses penghalusan piring kayu/dokpri

                Perkembangan Usaha

Mas Makki kembali menceritakan bagaimana ia memulai usaha ini. Ia sempat bekerja di perusahaan mebel . Nah, berbekal pengalamannya inilah ia mulai memberanikan diri untuk menjadi pengrajin dan bermitra dengan Osing Craft. Ia mulai dari sendiri kemudian setahap demi setahap mulai mengajak teman-temannya.

Usahanya mulai ia rintis  sejak 5 tahun yang lalu. Tentu banyak halangan dan rintangan yang menerpa usaha ini ujar Mas Makki sembari tersenyum. Sebelum pandemi melanda, ia mengaku jika banyak pesanan diterima dari pengusaha lokal maupun penjual eceran tapi semua itu berubah tatkala pandemi datang. 

Omset menurun karena pesanan yang berkurang. Tak hanya itu Mas Makki juga mengalami musibah pada tahun 2020 yakni kecelakaan kerja pada tangannya. Sehingga Beliau sempat  vakum hampir setahun.

Akhirnya kini usaha itu bisa berjalan lagi. Lambat tapi pasti, Mas Makki mulai kembali bergerak dan berusaha pasca pandemi dan berharap agar semua lancar tanpa ada halangan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun