Mohon tunggu...
Ahmad J Yusri
Ahmad J Yusri Mohon Tunggu... Penerjemah - Mahasiswa Fisika UIN Malang

Mahasiswa Biofisika Succesfulness is only result from mature preparation

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Untuk Mahasiswa: Menunda Kesenangan untuk Ketenangan dan Keberhasilan

27 Oktober 2020   17:20 Diperbarui: 27 Oktober 2020   17:27 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                Tak terasa tahun ajaran baru telah dilalui selama setengah semester. Meskipun ditengah pandemi yang tak jelas akhirnya, tapi kegiatan belajar mengajar tetap dilakukan walaupun secara daring. Baik itu sekolah dasar hingga perkuliahan semua dilakukan via daring.

                Bagi sebagian mahasiswa, tentunya belajar di masa pandemi  mempunyai dua sisi; baik itu sisi negatif dan sisi positif. Tentu sisi negatif yang perlu diperhatikan adalah penyelewengan belajar via gawai. Tak dapat dipungkiri bahwa semenjak pandemi, intensitas penggunaan gawai meningkat tajam.

                Hal ini tak lain karena seruan work from home ataupun belajar dari rumah. Tapi pada realitanya, penggunaan gawai untuk belajar tidaklah berjalan semestinya. Banyak diantara pelajar atau mahasiswa bahkan terbuai dengan kesenangan yang ditawari oleh berbagai macam aplikasi digawai baik iti berupa game online maupun platform hiburan lainnya.

                Belajar via daring menjadi tak bijak dan diselewengkan. Bukannya dapat ilmu melainkan hanya kesenangan belaka tanpa adanya hasil yang nyata. Terlebih lagi pada mahasiswa baik yang tua maupun muda, banyak yang lupa tujuannya berkuliah dan hanya rebahan semata hingga kesusahan pada akhirnya.

                Menurut sudut pandang psikologis , mengikuti hawa nafsu atau hasrat untuk bersenang-senang justru akan memperlambat seseorang untuk berhasil mencapai target dan tujuannya. Begitupun sebaliknya, jika seseorang menahan hawa nafsunya maka ia kan cepat mencapai tujuannya atau keberhasilannya. Dalam bahasa inggris, hal ini disebut delay gratification.

                Delay gratification bermakna menunda kesenangan dalam bahasa inggris. Delay gratification adalah kunci dalam menempuh pendidikan kuliah. Kehidupan kuliah bertepatan dengan masa transisi kedewasaan seseorang . Berada direntang 18-26 tahun. Masa-masa ini adalah masa pencarian jati diri. Masa terombang-ambingnya kapal identitas untuk berlabuh pada esensi diri.

                 Perlu diketahui, kehidupan kuliah sangatlah berbeda dengan kehidupan SMA. Banyak pilihan yang harus diambil dan bukan hanya menerima keadaan, tapi harus bisa merubah keadaan tersebut.

                Kehidupan kuliah cukup kompleks, masalah akademik, masalah organisasi dan masalah pertemanan harus bisa diatasi dan dikuasai secara mandiri. Sehingga menuntut mahasiswa untuk berpikir di masa depannya sendiri.

                Menunda kesenangan dalam menempuh pendidikan haruslah dimiliki oleh setiap mahasiswa. Jika hari-harinya hanya diisi dengan kesenangan seperti bermain gawai dengan sejuta aplikasinya dan  nongkrong tanpa kenal waktu dengan dalih gaul. Maka kapan waktunya ia berjuang untuk cita-citanya . Kapan pula ia meraih angan-angannya?. Jikalau bukan sekarang maka kapan lagi.

                Penulis sebagai mahasiswa juga bukan berniat untuk menggurui melainkan hanya mengingatkan kepada sesama. Bukankah saling mengingatkan kepada kebaikan itu adalah perintah agama?. Sekian

"Segerakanlah kesempatanmu dan takutlah kehilangannya, karena sesungguhnya kemuliaan itu didapat dengan menggunakan kesempatan itu" (Imam Asy-Syafi'i)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun