Tiga bulan sudah hasil seleksi diumumkan ,Irfan terlihat gembira karena tanggal keberangkatan sudah keluar . Kini Irfan dan teman-temannya siap-siap briefing keberangkan di At-Tadris . Mereka juga menyempatkan diri mereka untuk silaturahmi ke rumah dewan guru .Nasehat dan doa dari para guru mereka pinta sebelum berangkat .
Keberangkatan tinggal dua hari lagi . Irfan segera pulang dari At-tadris untuk bersiap-siap dirumah . Seperti biasa , ia naik kereta menuju rumahnya . Stasiun nampak ramai dan berdesakan , Irfan tak menyadari ada kejanggalan di keramaian tersebut . Yang ada dipikirannya hanyalah pulang kerumah secepatnya dan bersiap-siap .
Turun dari kereta , irfan merogoh kantong celananya juga baju yang ia kenakan . "Duh Gawat" ujarnya . Â Irfan baru tersadar bahwa Hp-nya telah raib dari kantong . Ia bingung karena segala informasi ada di Hp-nya yang lama . Hatinya hancur dan badannya seketika lemas tak berdaya .Mau tak mau dia mengabari orangtuanya.
"kok bisa hilang nak , ????!!! " tanya ibunya yang sedang menyapu rumah.
"Maaf mah , tadi Irfan terlalu buru-buru" Jawabnya malu.
 Beruntung orangtua Irfan paham dengan keadaan anaknya . Esoknya tanpa sepetahuan Irfan , ibu langsung mencari pinjaman untuk membeli Hp barunya. Tapi tak diduga , ada saja orang dermawan yang mau memberikan rejekinya untuk membeli Hp . Ibu sangat bersyukur hari itu.
Akhirnya hari keberangkatan datang juga , selepas sholat shubuh Irfan beserta keluarga pergi kepondok untuk menghadiri acara pelepasan oleh Pak Kyai . Sambutan dan ucapan selamat menyertai pelepasan mereka . Juga salam perpisahan dari para sahabat dan handai taulan.
"Semangat akhi Irfan " seruan dari santri putri maupun putra tatkala ia lewat . Irfan membalasnya dengan senyum takzim dan hormat.
Di titik keberangkatan yakni di Bandara , segala doa bercampur harapan juga keharuan tumpah disana . Terlebih Irfan , ia menangis terisak-isak memeluk kedua orantuanya .
"Jaga kesehatannya ya Fan " Ucap Ibu dan Bapak dengan mata sembab  , nampak tanda-tanda kerutan diwajah mereka menandakan usia yang makin menua.
"Iya , tolong doakan anakmu ini selalu ya pak , ya mak , semoga mamah bapak selalu diberkahi  Allah dan diberi umur panjang " Sahut Irfan sesekali sesenggukan menangis .