"Kalau kalian bacanya seperti ini , lebih  baik kalian ikut tes tahun depan lagi !!!!!" Â
Meskipun tak direstui , Irfan tetap mencoba ikut tes , setidaknya ia ingin mencari pengalaman dan pernah berjuang .
Mendekati hari seleksi  , segenap peristiwa dan kejadian dilalui dengan sabar .Hafalannya terus ia jaga dan ulangi . Sampailah ia di bulan april  dimana pendaftaran ke timur tengah telah dibuka . Ustad Muzammil selaku koordinator mengumpulkan santri-santri yang ingin mendaftar tes.
Ada 15 santri yang ikut serta , sebagian mereka ada yang memilih Maroko sebagai tujuannya , sisanya adalah Mesir . Mereka diberi berkas tes seleksi tahun lalu , dengan itu mereka berlatih mengerjakan soal-soal yang lumayan rumit . Beruntung ada Ustad Arsilan yang membantu , kebetulan ia pandai dalam ilmu nahwu dan shorof semacam grammatical dalam bahasa Arab .
Berhari-hari mereka membedah satu persatu soal  .Dalam hal ini Irfan sangatlah rajin ,bahkan ditengah malam soal-soal tersebut tak luput ia kerjakan sembari tahajjud dan mengulang hafalan. Dia juga sering berdiskusi dengan teman-temannya.
" Besok ajarin lagi ya fan " Tukas Rizal , salah satu temannya yang mendaftar di Maroko
" Oke zal , jangan lupa hafalannya "Balasnya.
Akhir-akhir ini ia sering termenung dalam belajar. Ucapan ibunya terus mengiang-ngiang dikepala . Ia dilema, manakah  yang harus dituruti  antara kemauannya dan kemauan orangtua . Tentu orang tualah yang ia pilih karena bagaimanapun ridhonya Allah adalah ridhonya orangtua .
 Dua hari sebelum tes Irfan kembali dipanggil oleh Ustad Muzammil .