'Baik.' Jawabku, singkat.
'Baguslah.' Balasnya.
Aku tahu dari nada suaranya, Riko berharap aku balik menanyakan kabarnya. Namun entah mengapa sebagian diriku tidak ingin tahu kabar Riko. Aku yakin betul keadaan Riko baik-baik saja. Terlihat dari setiap story dan postingan instagram yang dia upload.
Kesunyian kembali mengisi kami. Hanya suara pengunjung yang ramai, serta bunyi tumpukan buku yang tengah dirapikan yang terdengar. Tidak aku, maupun Riko kembali berbicara. Kami saling menunggu masing-masing untuk membuncah keheningan. Pada akhirnya, aku yang berbicara.
'Ada yang mau diomongin?' Tanyaku.
Riko ragu-ragu. Aku tahu jelas tatapan ini. Sama seperti lima tahun lalu. Ketika dia hendak menyatakan perasaan padaku, dan malu-malu ingin mengungkapkannya. Namun kali ini pasti berbeda. Perasaan kami dulu dan sekarang berbeda. Waktu telah berlalu. Mengubah perasaan diantara kami.
'Aku rindu.' Kata Riko, pelan.
Aku menatapnya heran, 'Apa?'
'Aku. Rindu. Kamu.' Riko menatapku, dalam. Aku mengernyitkan dahiku. Kata-kata itu kembali keluar dari mulut Riko. Dan aku tidak pernah menyangka itu yang ingin dia ungkapkan setelah dua tahun menghilang tanpa kabar. Aku memandang Riko, kebingungan.
'Aku nggak ngerti maksud kamu.' Kataku.
'Ini maksudnya, Nina.' Riko berusaha menggenggam tanganku, 'Aku belum bisa ngelupain kamu. Ngelupain kita.'