Mohon tunggu...
Jane Nj
Jane Nj Mohon Tunggu... Cleaning Service -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Di Balik Sapu dan Dustpan (Arti sukses)

2 April 2019   12:30 Diperbarui: 2 April 2019   12:44 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Dian tersenyum lagi,"setiap pekerjaan itu ada stressnya masing-masing Zai. Ya, kalau diliat sekilas sih pekerjaan mereka memang mengasyikan, cuma duduk terus ngetik-ngetik, selesai pulang deh. Itu yang kita lihat loh Zai, tapi pada faktanya banyak kok  dari mereka yang mengeluh," jelasnya lagi santai, sambil menggulung sisa-sisa tisue yang tinggal sedikit.

 "Kok lu tau sih mereka ngeluh?" gue makin penasaran.

 "Gue kadang suka denger sih mereka curhat di toilet kalau ketemu temannya," 

 "wahhh lu nguping pembicaraan mereka yaaa, gak boleh tau. Itu privasi mereka," protes gue.

 "Yeee salah mereka sendiri kenapa ngobrolnya di toilet kalau emang privasi," sungut Dian sambil menjulurkan lidahnya kearah gue.

 Dian memang benar, apapun profesi yang di jalani sebenarnya hanya tinggal bagaimana cara manusia memsyukuri apa yang sudah di dapat saat ini. Tapi, bersikap ikhlas pada takdir itu nyatanya memang sulit dan jujur gue salut sama Dian yang udah bisa melakukan, ya walaupun belum seratus persen tapi minimal dia sudah memulainya. Gak kaya gue, yang selalu mengeluh ketika mengerjakan tugas-tugas yang harus dilakukan. Apalagi kalau teringat Babeh Imron yang kepingin punya mantu pekerja kantoran dan sudah jadi karyawan tetap.

 Sampai saat ini gue juga masih gak terima kalau izajah D3 informatika yang gu punya cuma membawa sampai menjadi seorang cleaning service. Ketika masih kuliah dulu, gue selalu bermimpi setelah lulus bisa mendapat pekerjaan di kantoran. Sering muncul dibayangan setiap hari pakai kemeja keren dan rapih. Zaenab yang udah jadi istri bakal pakaiin itu dasi tiap pagi, kendaraan yang di pakai pun mobil keren keluaran terbaru.

 Sedih juga ketika menerima kenyataan kalau saat ini gue cuma jadi cleaning service. Mungkin ini yang dinamakan sakit tapi tak berdarah. Di perusahaan ini memang kami para operator dituntut juga selalu berpenampilan rapih bahkan diarea tertentu pengawasnya ada yang memakai dasi. Tapi, ah tetap saja beda karena yang gue temui adalah kotoran dan kuman.

 "Gue mah yang penting punya kerjaan, gajian lancar dah selesai," jawab Bejo ketika gue tanya kenapa dia betah jadi cleaning service sampai sekarang, mengingat dia sudah hampir dua tahun menggeluti profesi ini.

 "Trus lu puas gitu dengan gaji yang segitu," gue menyelidik, penasaran apakah dibalik kecuekannya itu juga ada penyesalan.

 "Gue sih sadar diri Zai, pendidikan cuma SMA ya dapet kerja begini juga udah lumayan. Daripada gue bajak sawah di kampung,"  jawabnya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun