Mohon tunggu...
Jane Millenia
Jane Millenia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Hospitaliti dan Pariwisata Angkatan 2017

Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud RI untuk Prodi S1 Hospitaliti dan Pariwisata 2017, terdaftar dalam program Double Degree STP Trisakti - Guilin Tourism University, China.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Ikan Fermentasi, Menu Kesukaan Orang Korea

30 Agustus 2021   17:40 Diperbarui: 30 Agustus 2021   18:18 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hongeohoe dimakan bersama berbagai macam side dish, credit to LivingNomads

Ikan goreng, ikan bakar, ikan rebus, bahkan ikan mentah nampaknya sudah biasa dikonsumsi oleh banyak orang. Namun apakah sahabat kompasianer pernah mendengar tentang ikan yang difermentasi?

Lho, ikan yang pada dasarnya berbau amis bila tidak segera dikonsumsi saja akan mengeluarkan aroma yang khas, apalagi yang didiamkan begitu saja selama beberapa minggu? apakah masih layak dimakan?

Korea tentunya terkenal dengan makanan fermentasinya seperti kimchi dan beberapa saus fermentasi sebagai bahan dasar beberapa masakan korea seperti gochujang (pasta cabai merah) dan doenjang (pasta kacang kedelai). 

Namun selain kimchi, rupanya Korea juga memiliki hidangan lokal yang menjadi musuh serta kecintaan dalam waktu bersamaan, yakni hongeohoe atau ikan yang difermentasi.

Hongeohoe ini terbuat dari sejenis ikan pari. Cara membuatnya adalah dengan mendiamkan ikan pari selama berhari-hari bahkan sampai berminggu-minggu di dalam mesin pendingin atau kulkas dan baru dikonsumsi setelah mengeluarkan bau pesing seperti yang biasa kita cium di toilet umum. 

Konon katanya hongeohoe ini sudah ada sejak dahulu, orang-orang korea melakukan proses fermentasi ikan ini dengan cara membungkusnya dengan daun dan meletakkannya di dalam pot tembikar seperti proses fermentasi Kimchi.

Aromanya pesing ikan pari yang difermentasi ini berasal dari uric acid dalam kulit mereka yang berubah menjadi amonia.  Bau pesing dari ikan yang difermentasi ini akan menempel pada orang-orang yang mengonsumsinya entah itu pada baju, kulit, ataupun rambut sehingga cukup mengganggu orang-orang di sekitar. 

Rasa dari makanan ini juga dikatakan sama buruknya dengan aromanya, keras bahkan tulang rawannya sulit untuk dimakan. Namun, banyak yang mengakui bahwa meski awalnya mereka sampai menangis sata mencoba makanan ini untuk yang pertama kalinya, pada akhirnya mereka akan merasa ketagihan dengan hongeohoe.

Hongeohoe dimakan bersama berbagai macam side dish, credit to LivingNomads
Hongeohoe dimakan bersama berbagai macam side dish, credit to LivingNomads

Hongeoheo ini biasa dikonsumsi dengan berbagai macam makanan pendamping umumnya kimchi dan pork belly atau samcan rebus. Selain itu juga dapat dikonsumsi dengan saus gochujang, salted shrimp atau saeujeot (semacam ebi), bawang putih mentah, bahkan tahu putih yang dimakan bersamaan (ditumpuk) dengan ikan fermentasi tersebut. 

Menurut para pecinta hongeohoe ini, justru cara makan yang benar adalah dengan memakan ikan tersebut secara terpisah dengan pendampingnya sehingga rasa asli dari hongeohoe akan lebih keluar.

Bagaimana sahabat kompasianer, apakah tertarik untuk mencoba hidangan lokal yang tak biasa ini ketika berkunjung ke Korea?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun