Sahabat kompasianers pasti sudah tidak asing lagi dengan bakpao, roti berwarna putih khas China yang biasanya diisi dengan pasta kacang merah atau daging bukan? Sekarang ini bakpao mudah ditemui di toko penjual kue di pasar tradisional ataupun mereka yang berjualan keliling menggunakan sepeda.Â
Di Pulau Cheungchau, Hongkong, terdapat suatu festival tahunan yang dilaksanakan selama empat hari untuk memperingati perginya wabah yang sempat melanda pulau setempat, yakni Festival Cheungchau Bun.Â
Festival ini diadakan pada hari yang sama dengan Hari Lahir Sang Buddha setiap tahun yang ditetapkan menurut kalender lunar Tiongkok (Hari Kedelapan Bulan Lunar Keempat) biasanya jatuh pada bulan Mei dalam kalender Gregorian.Â
Untuk tahun ini jatuh pada tanggal 19 Mei sedangkan tahun depan jatuh pada tanggal 8 di bulan yang sama. Terlepas dari waktunya yang bertepatan dengan hari kelahiran Buddha, Festival Cheungchau Bun bukanlah festival para penganut agama Buddha tetapi festival Tao yang merayakan waktu ketika gambar Pak Tai, dewa utara dan pelindung nelayan, diarak melalui desa dan mengusir wabah dan masalah dengan bajak laut.
Meskipun kegiatan festival berlangsung selama empat hari, parade baru ada pada hari ketiga dan hari inilah yang merupakan hari libur umum sehingga pulau dikunjungi oleh banyak pendatang untuk melihat festival.Â
Pada dua hari pertama dan pada pagi hari ketiga, penduduk setempat hanya memakan makanan vegetarian sehingga restoran setempat kebanyakan tidak akan menjual makanan olahan dari daging, termasuk McDonalds Cheungchau yang menyediakan menu khusus vegetarian yang hanya tersedia saat festival sedang berlangsung. Pada hari keempat masih ada beberapa kegiatan, tetapi sebagian besar adalah kegiatan masyarakat setempat.
Tiga menara besar dan banyak lagi yang lebih kecil seperti gambar di atas dibangun dari bambu dan ditutupi dengan roti kukus atau bakpao. Roti inilah yang memberi nama festival ini dan roti ini merupakan produk lokal yang penting dan juga sangat simbolis.Â
Menara bakpao didirikan di luar kuil Pak Tai yang mana hari ketiga festival berlangsung. Kwok Kam Kee adalah pemasok roti resmi untuk festival yang jumlah bakpaonya mencapai 60.000 bakpao untuk acara ini saja. Â Bakpao-bakpao yang dibuat menggunung ini nantinya akan dibagikan untuk para pengunjung secara gratis saat acara selesai dilaksanakan.
Selain tiga menara tradisional yang terbuat dari bambu seperti gambar sebelumnya, ada menara logam lain yang dilapisi dengan bakpao asli dulunya namun sekarang menggunakan roti tiruan dari plastik, dibangun khusus untuk kompetisi panjat tebing yang diselenggarakan oleh pemerintah karena beberapa puluh tahun lalu sempat terjadi kecelakaan saat kompetisi panjat tebing yang melukai seratus orang ketika masih menggunakan menara dari bambu.Â
Karena kejadian tersebut acara panjat tebing sempat diberhentikan selama beberapa tahun dan kembali lagi diadakan setelah pemerintah membuat regulasi keamanan dan tower dari logam untuk kembali mengadakan sesi panjat tebing yang merupakan inti utama dari festival.Â
Pada satu menara akan ada dua belas orang yang diberi waktu sebanyak tiga menit untuk memanjat menara dan mengambil bakpao sebanyak-banyaknya. Semakin tinggi letak bakpao yang diambil maka dianggap akan membawa keberuntungan yang semakin besar bagi keluarga si pemanjat tebing.
Bagaimana, sahabat kompasianers? Apakah tertarik untuk mengunjungi Pulau Cheungchau di bulan Mei di tahun-tahun yang akan datang untuk melihat festival ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H