Mohon tunggu...
Jane Millenia
Jane Millenia Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa S1 Hospitaliti dan Pariwisata Angkatan 2017

Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan Kemdikbud RI untuk Prodi S1 Hospitaliti dan Pariwisata 2017, terdaftar dalam program Double Degree STP Trisakti - Guilin Tourism University, China.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tiket Menuju Klaster Baru

7 September 2020   15:39 Diperbarui: 7 September 2020   15:45 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rencana kembali dibukanya bioskop di Indonesia nampaknya banyak menuai berbagai respon dari netizen lantaran ucapan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito yang menyatakan bahwa hal ini dapat meningkatkan imunitas dengan metode menghibur masyarakat. 

Argumen ini saya anggap cukup lucu karena dalam pandangan saya, meningkatkan imun dengan menghibur diri agaknya tidak perlu sampai harus nonton di luar rumah. Sekarang ini pun, masyarakat dapat mengakses hiburan lewat berbagai platform berbayar. 

Cukup dengan membayar Rp50.000 sampai Rp 150.000, kita dapat mengakses layanan tersebut selama satu bulan tanpa ada batasan menonton. Bila dibandingkan dengan budget yang harus dikeluarkan saat menonton di luar, tentunya akan jauh lebih hemat bila kita menonton lewat aplikasi berbayar. Belum lagi kesehatan kita lebih akan terjamin saat kita membatasi diri untuk berada di tempat ramai seperti bioskop untuk masa pandemik saat ini.

Kompasianer, saya yakin bahwa kompasianer cukup mengikuti berita perkembangan covid-19 dari berbagai negara selain negara sendiri. Korea Selatan yang sigap dalam menangani kasus virus ini kembali menaikkan level social distancing mereka ke level 2.5 sejak akhir Agustus kemarin karena kembali naiknya angka kasus terkait Covid-19 yang berhubungan dengan salah satu gerai kopi ternama. 

Klaster Starbucks Paju ini menjadi pukulan bagi pemerintah negara ginseng tersebut untuk kembali memperketat aturan pembatasan sosial untuk menekan laju penyebaran virus tersebut.

Yang tadinya sudah boleh beraktivitas di luar rumah, nongkrong di kafe, makan di restoran kini kembali dilarang sehingga warga setempat hanya boleh memesan makanan/minuman untuk dikonsumsi di rumah.

Berada dalam satu ruangan tertutup yang ditempati oleh orang-orang asing yang tidak kita ketahui riwayat berpergiannya ke mana saja tentunya harus menjadi pertimbangan yang serius. 

Penulis yakin bahwa saat berada di bioskop kita tidak hanya akan menonton film yang kita pilih saja melainkan juga akan menikmati camilan yang sering kita beli untuk dinikmati saat mata sibuk memerhatikan jalan cerita. 

Saat kita mengonsumsi kudapan yang kita beli, kita harus membuka masker yang melindungi kita dari penyebaran virus melalui transmisi aerosol. Lalu, bagaimana jika ternyata dalam satu studio yang sama terdapat individu yang mengangkut virus tersebut walaupun suhu tubuhnya masih normal-normal saja? Mengerikan.

Jadi, kita membeli tiket nonton untuk memperkuat imun atau untuk menjadi salah satu peserta klaster baru?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun