"Anjay banget lu, jangan berasa paling hebat deh. Lu gak bakal bisa kalau gak ada gue."
Mari kita lihat beberapa contoh kalimat ofensif di atas. Ketiganya sama-sama mengandung kata 'anjay' di dalamnya. Namun, apakah titik masalahnya berada pada kata 'anjay'? apakah kekerasan verbal dalam kalimat tersebut terdapat pada kata 'anjay'?
Tidak.
Kekerasan verbal bukan hanya sekedar dilihat dari kata umpatan saja.
Unsur kekerasan verbal dapat ditemukan di kalimat paling sederhana yang bahkan mungkin tidak kita sadari bahwa kalimat tersebut dapat menghancurkan orang lain.Â
Seperti mencincang air, tindakan Komnas Perlindungan Anak untuk menindak pidana pengguna kata 'anjay' tidak akan menjadi sebuah tindakan yang efektif karena bahasa prokem tersebut akan terus digunakan sampai netizen menemukan bahasa gaul yang lebih baru, kekerasan verbal juga akan terus terjadi selama seseorang tidak dapat mengontrol perkataannya sendiri terhadap orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H