Mohon tunggu...
Nunung Ratri
Nunung Ratri Mohon Tunggu... -

Former flight attendant GA,after 18 years resign then being a cool mom as a herbalife's independent distributor..work from home now...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Belly's Monster

22 April 2014   15:49 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:21 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu..melihat orang dengan perut buncit itu hanya segelintir orang saja. Sekarang, dari 10 org yang kita jumpai,sangat dipastikan lebih banyak yang perutnya buncit. Gak laki gak perempuan,gak muda gak tua,...anak-anakpun sekarang perutnya buncit...Anggapan punya perut buncit itu tanda kemakmuran, juga masih berlaku dikalangan masyarakat. Sedangkan ada sebagian yang sudah mulai sadar akan hal ini. Artinya perut buncit itu erat kaitannya eengan tingkat kesehatan.

Coba ambil meteran ,kemudian ukur lingkar perutnya. Untuk batas kisaran normal/sehat itu ,laki-laki <90cm dan perempuan <80cm. Jika melebihi ukuran tersebut, sangat disarankan untuk menurunkan lingkar perutnya. Kenapa ? karena lemak perut atau visceral fat itu lemak yang menempel pada organ dalam seperti hati,jantung,usus,liver bahkan yang menenpel pada rongga perut. Bisa dibayangkan kan seperti apa isi rongga tubuh kita?

FYI, Jenis lemak itu terdapat 2 jenis. Selain lemak perut juga ada yang namanya lemak tubuh (subkutan) yang terdapat dibawah kulit. Lemak perut pada orang yang kuruspun ada. Jangan merasa yang kurus itu sehat-sehat saja lho...Gemuk ataupun kurus,punya potensi yang sama terhadap masalah kesehatan. Kita harus tau skala lemak tubuh kita masing-masing,untuk tindakan pencegahan. Semua jenis penyakit yang timbul,berawal dari isi  perut kita. Potensi terkena penyakit degeneratif (penurunan fungsi sel) sangat besar

Jaga pola makan dan pola hidup sehat itu kuncinya..Salam sehat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun